Suplemen Vitamin untuk Bayi, Perlukah?

Orami
#SemuaUntukSiKecil
Konten dari Pengguna
18 Januari 2021 10:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Orami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap Moms pasti ingin memberikan yang terbaik untuk bayi, tak terkecuali dalam memberikan nutrisi untuk membantu tumbuh kembang Si Kecil.
ADVERTISEMENT
Ada kalanya Moms khawatir dengan asupan makanan bayi, apakah sudah mencukupi kebutuhan nutrisinya atau belum.
Walaupun ASI adalah makanan ideal untuk bayi baru lahir, ASI tidak mengandung cukup nutrisi penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
Makanya, Moms perlu menambahkan suplemen vitamin untuk bayi agar memenuhi nutrisi yang diperlukan oleh bayi. Namun, apakah bayi benar-benar membutuhkan tambahan suplemen vitamin?
Sebenarnya, ASI atau susu formula menyediakan hampir semua kebutuhan bayi pada empat hingga enam bulan pertama. Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), kecuali pemberian vitamin D yang memang direkomendasikan oleh dokter.
Saat masuk usia 6 bulan, karena bayi sudah mulai masuk waktu makan makanan padat, dokter mungkin tidak merekomendasikan suplemen vitamin tambahan.
ADVERTISEMENT
Namun, jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan tumbuh kembang bayi, dokter akan memberikan suplemen vitamin untuk bayi sesuai kebutuhannya.

Kondisi Si Kecil yang Membutuhkan Vitamin untuk Bayi

Sebenarnya, jika pola makan dan menyusu bayi baik maka Si Kecil tidak membutuhkan suplemen vitamin untuk bayi. Namun hal itu adalah kondisi ideal yang tidak semua bayi bisa mendapatkannya.
Malah ada kondisi-kondisi tertentu yang mengharuskan bayi mendapatkan suplemen vitamin, seperti:
ADVERTISEMENT

Suplemen Vitamin untuk Bayi

Moms bisa mempertimbangkan pemberian suplemen vitamin untuk bayi. Namun, hal tersebut harus mendapatkan rekomendasi dari dokter.
Berikut ini suplemen yang disarankan oleh dokter bayi, seperti direkomendasikan Academy of Nutrition and Dietetics:
ASI mengandung zat besi yang rendah tetapi sebagian besar bayi dilahirkan dengan cadangan zat besi yang cukup untuk melindungi mereka dari anemia, setidaknya sampai usia 4-6 bulan.
Jika Moms memiliki diabetes gestasional yang tidak terkontrol dengan baik, atau bayi Moms lahir prematur, Si Kecil mungkin tidak mendapatkan cukup zat besi selama kehamilan. Ini jenis vitamin untuk bayi yang penting didapatkan.
ASI dan susu formula mengandung zat besi, tetapi saat bayi mulai makan kebutuhan zat besi bayi melonjak dari 0,27 mg setiap hari hingga usia 6 bulan, menjadi 11 mg setiap hari dari usia 7 hingga 12 bulan.
ADVERTISEMENT
Bicaralah dengan dokter anak tentang suplemen zat besi. Dokter mungkin akan merekomendasikan suplemen zat besi jika bayi tidak makan makanan kaya zat besi. Bayi yang lahir prematur memiliki lebih sedikit zat besi dan biasanya perlu minum suplemen zat besi.
Vitamin untuk bayi ini penting untuk pengembangan sistem saraf dan mencegah anemia. Vitamin ini secara alami ditemukan dalam ikan, daging, unggas, telur, susu, dan produk susu.
Vitamin B12 membantu menjaga saraf dan sel-sel darah tubuh tetap sehat dan membantu membuat DNA, bahan genetik di semua sel. Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan jenis anemia yang disebut anemia megaloblastik yang membuat orang lelah dan lemah.
Jika Moms menyusui dan tidak mengonsumsi banyak protein hewani, penting untuk memiliki sumber vitamin B12 lain, dari suplemen atau makanan yang diperkaya sehingga bayi bisa mendapatkannya pula.
ADVERTISEMENT
Moms bisa melihat tanda dan gejala defisiensi vitamin B12 pada bayi seperti muntah, lesu, anemia, gagal tumbuh, hipotonia (tonus otot rendah), dan keterlambatan perkembangan/regresi.
Bayi yang disusui dapat mengalami defisiensi vitamin B12 pada usia 2-6 bulan, tetapi gejalanya mungkin tidak tampak sampai 6-12 bulan.
DHA Omega-3 adalah vitamin untuk bayi yang penting untuk perkembangan otak dan mata bayi yang akan dikandung dalam ASI jika Moms mengkonsumsi makanan yang mengandung DHA.
Misalnya, seperti ikan salmon atau kacang almond. Suplemen DHA biasanya tidak dianjurkan untuk bayi.
Suplemen vitamin untuk bayi bisa berbentuk probiotik, karena diklaim membantu menjaga pencernaan dengan baik, dan meningkatkan kesehatan usus.
ADVERTISEMENT
Meskipun lebih baik untuk mendapatkan serat yang cukup dari makanan, jika bayi lebih suka makanan yang rendah serat, Moms bisa menambahkan sedikit serat tambahan dalam makanannya sebagai asupan vitamin untuk bayi.
"Suplementasi serat bukanlah ide yang buruk, tetapi bukan keharusan,” Michele.
American Academy of Pediatrics merekomendasikan bahwa semua bayi menerima suplemen vitamin D rutin (400 IU per hari) untuk menurunkan paparan sinar matahari dan peningkatan rakhitis.
Vitamin D adalah vitamin untuk bayi yang memungkinkan tubuh untuk menyerap dan mempertahankan kalsium dan fosfor, keduanya penting untuk membangun tulang yang kuat pada bayi.
Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan rakhitis, penyakit pelunakan tulang yang masih berdampak pada anak-anak, biasanya dalam dua tahun pertama kehidupan.
ADVERTISEMENT
American Academy of Pediatrics merekomendasikan bahwa semua bayi harus menerima suntikan vitamin K satu kali segera setelah lahir untuk mengurangi risiko penyakit hemoragik.
Vitamin K diperlukan bagi tubuh untuk mengaktifkan molekul tertentu yang membantu darah membeku. Ini juga menjadi vitamin untuk bayi yang tidak kalah penting.
ASI adalah sumber alami vitamin A yang sangat baik. Mempromosikan menyusui adalah cara terbaik untuk melindungi bayi dari kekurangan vitamin A. Kekurangan vitamin A memang jarang terjadi pada bayi yang disusui dengan baik.
Suplemen tidak dianjurkan untuk bayi yang disusui, karena defisiensi riboflavin jarang terjadi di negara maju. Kadar riboflavin dalam ASI cukup konstan dan biasanya hanya dipengaruhi oleh suplemen Moms yang besar.
ADVERTISEMENT
Jika Moms mendapat vitamin B6 dalam jumlah yang cukup, maka suplemen vitamin untuk bayi tambahan tidak diperlukan untuk Si Kecil yang sehat.
Bila Moms tidak mendapatkan cukup vitamin B6, maka menambahkan vitamin B6 tambahan ke diet kita akan meningkatkan kadar ASI ke tingkat yang dibutuhkan.
Kalsium menjadi vitamin untuk bayi yang sangat penting. Pada bayi yang disusui tidak membutuhkan kalsium tambahan, karena sudah mendapatkannya dari ASI dan Makanan Pendamping ASI (MPASI).
Tidak akan ada kekurangan vitamin E pada bayi sehat yang diberi ASI dengan baik. Suplemen vitamin E untuk Moms dan bayi yang disusui tidak diindikasikan.
Vitamin C adalah vitamin untuk bayi yang berperan dalam melindungi tubuh dari infeksi, membantu tubuh menyerap zat besi, membangun kekuatan otot dan tulang, serta membantu proses penyembuhan luka.
ADVERTISEMENT
Bayi yang baru berusia 1-3 tahun membutuhkan asupan vitamin C sebanyak 15 miligram per hari. Sementara, bayi di atas usia 3 tahun memerlukan asupan vitamin C sebesar 25 miligram per hari.
Vitamin bayi ini secara alami terdapat dalam buah dan sayuran, seperti jeruk, pepaya, stroberi, kiwi, mangga, jambu biji, kembang kol, kentang, dan brokoli.
Itulah beberapa hal yang harus Moms perhatikan terkait vitamin untuk bayi.
Pemberian suplemen vitamin untuk bayi akan tergantung kondisi Si Kecil dan rekomendasi dokter. Tetap sajikan makanan bernutrisi dan bergizi agar segala kebutuhan bayi tercukupi.
Artikel dari Orami Parenting