Wajib Tahu, Ini Perkembangan Bahasa Anak SD

Orami
#SemuaUntukSiKecil
Konten dari Pengguna
4 Mei 2020 12:23 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Orami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perkembangan bahasa anak SD tidak hanya dinilai dari kemampuan membaca atau menulis saja, tapi juga mencakup kemampuan berkomunikasi serta memahami dan mengekspresikan perasaan.
ADVERTISEMENT
Kemampuan bahasa yang baik mendukung kemampuan anak dalam berpikir, memecahkan masalah, serta menjalin hubungan dengan orang lain.
National Institutes of Health juga mengungkapkan hubungan antara kemampuan bahasa yang kurang baik dengan masalah masalah perilaku pada anak di masa mendatang.

Perkembangan Bahasa Anak SD

Kecepatan perkembangan bahasa setiap anak memang berbeda, tapi umumnya akan mencapai tonggak perkembangan berikut dalam rentang usia tertentu.

1. Kelas 1 (6-7 Tahun)

Anak kelas satu SD umumnya sudah mulai terbiasa menggunakan kalimat panjang, baik secara lisan maupun tulisan.
Si Kecil juga sudah mengenal, menggunakan, dan memahami lebih dari ribuan kata saat berkomunikasi.
Nah, berikut ini tolak ukur perkembangan bahasa anak SD kelas satu menurut American Speech-Hearing Association:
ADVERTISEMENT

2. Kelas 2 dan 3 (7-9 tahun)

Perkembangan bahasa anak SD cukup stabil dalam dua tahun ini. Di akhir kelas tiga, umumnya anak menunjukkan perkembangan bahasa seperti berikut:
ADVERTISEMENT

3. Kelas 4 dan 5 (9-11 tahun)

Menjelang akhir kelas lima, umumnya anak mulai menggunakan bahasa lisan dan tulisan yang cukup kompleks.
Si Kecil juga semakin pandai mengungkapkan opini dari sudut pandangnya dan berpartisipasi aktif dalam diskusi.
Selain itu, anak juga sudah mulai bisa melakukan beberapa hal ini:
ADVERTISEMENT

4. Kelas 6 (11-12 tahun)

Di akhir sekolah dasar, umumnya hampir semua perkembangan bahasa di atas sudah dikuasai dan semakin membaik.
Si Kecil juga menunjukkan perkembangan bahasa seperti:
Memantau perkembangan bahasa anak SD penting dilakukan orang tua sehingga bisa melakukan intervensi jika Si Kecil mengalami gangguan bahasa seperti gagap, apraksia, dysarthria, gangguan pendengaran dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Artikel dari Orami Parenting