Rayndra, Petani Milenial Sukses dari Kabupaten Magelang

Osi WR
Pranata Humas Pemerintah. S2 Master of International Development Studies - S2 Magister Administrasi Publik - S1 Agronomi.
Konten dari Pengguna
15 September 2022 16:29 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Osi WR tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dialah Rayndra Syahdan Mahmudin. Pemuda asal Kabupaten Magelang (27 Tahun) yang berhasil merepresentasikan petani milenial sukses. Ia telah banyak menorehkan prestasi. Young Ambassador Kementerian Pertanian tahun 2022 ini pun pernah diundang Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo di Istana Merdeka.
Foto milik Rayndra.
Dan Ia terus mengabadikan kisah hidupnya di dunia pertanian, konsisten dan penuh dedikasi.
ADVERTISEMENT
Berawal dari bangku sekolah, Rayndra memulai jejak wirausaha dengan menjual sayur milik gurunya di SMKN 1 Ngablak. Ia memilih jurusan pertanian, terinspirasi oleh ayahnya yang juga seorang petani dan lingkungan yang Ia tinggali.
Tak banyak pemuda seusianya yang menghabiskan waktu mudanya untuk berjualan di Car Free Day (CFD). Tak ayal cemoohan dan ejekan pernah Ia dapatkan.
Pengalaman berjualan ini ternyata tidak menyurutkan keinginannya untuk meneruskan pendidikannya di jalur pertanian. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) atau yang kini disebut dengan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta – Magelang, jurusan peternakan pada Tahun 2014. Di sana Ia mendapatkan beasiswa penuh dari Kementerian Pertanian.
Ia terus menempa jiwa wirausahanya. Selama pendidikan, Rayndra masih menyambi menjual ayam potong milik tetangganya. Aktivitasnya dimulai pukul 02.00 untuk mencabuti bulu ayam dan kemudian menjualnya ke pasar, sebelum masuk kuliah.
ADVERTISEMENT
Tahun 2016, kampusnya mengadakan program Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP). Rayndra dan 2 orang temannya dalam Cipta Visi Group mendapatkan modal wirausaha senilai Rp. 15 juta.
Bersama timnya, Rayndra menjajal ternak ayam joper – jowo super. Namun usahanya tidak membuahkan hasil. Hal itu tidak menyurutkan rasa ingin tahunya yang besar.
Pada tahun 2018, Ia kembali mendapatkan modal Rp. 30 juta. Modal itu Ia gunakan untuk membuat kandang sederhana di Dusun Semen, Desa Trenten, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang.
Ia dan 2 kawannya memelihara 2 domba, yang kemudian berkembang menjadi 10 ekor. Dengan menerapkan pakan domba efektif dan inovasi pemasaran, rupanya banyak menarik minat investor.
Keberhasilannya ini mendorong Sekolah Tani Milenial berdiri di tahun yang sama. Ia ingin berbagi dengan petani sekitar sekaligus mengakselerasi usaha taninya. Ia mengajak anak muda di lingkungannya untuk mengembangkan bisnis pertanian.
ADVERTISEMENT
Kandang sederhana adalah ikon yang Ia buat untuk menarik minat petani sekitar. Bahwa dengan kandang yang murah, masih dapat menghasilkan keuntungan. Ia menilai bisnis peternakan dapat menghasilkan keuntungan yang berlipat jika dilakukan bersama.
Bersama tak kurang dari 200 orang petani binaan, Ia mengembangkan sentra pertanian terpadu. Sistem pakan mandiri menjadi prioritas manajemen usaha taninya. Ia mengajak petani binaan untuk menanam pohon penghasil pakan seperti jagung, kedelai, dan ketela.
Selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan bernilai ekonomi, limbahnya dapat digunakan sebagai pakan ternak. Dampaknya, petani dapat tetap menghasilkan, meskipun di musim kemarau.
Tahun 2021, Rayndra mendapatkan Kredit Usaha Tani (KUR) senilai 1,3 M. Ia makin kokoh menjalankan usaha taninya.
Dengan KUR, Ia mampu meningkatkan populasi 6 kandang miliknya menjadi 1.100 domba. Ia dapat mengantongi omzet hingga 200 - 300 juta per bulan. Bahkan Ia dapat meraup omzet 700 juta hingga 1,5 M saat momen Idul Adha.
Foto milik Rayndra.
Tak cukup puas sampai di situ, Ia juga terus mengembangkan potensi wilayahnya, termasuk gula semut dan tanaman hias. Pria kelahiran Pakis ini cukup ulet dalam menjaring kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan.
ADVERTISEMENT
Saat ini bersama dengan Kementerian Desa, Ia sedang membangun konsep Lumbung Pangan Desa. Tak hanya mengandalkan swasembada padi, program baru ini juga menyediakan segala kebutuhan pokok desa.
Ia mendampingi masyarakat untuk mengolah lahan pekarangan hingga menghasilkan dan bernilai guna. Hasilnya akan dimanfaatkan untuk ketahanan pangan desa, selebihnya ditukar dengan produk yang tidak bisa dihasilkan oleh desanya.
Kepedulian pria muda ini patut diacungi jempol. Tak hanya pada isu ketahanan pangan, ia pun berkomitmen tinggi pada pencegahan perubahan iklim. Saat ini, Ia tengah membuat formulasi kontribusi usaha tani terhadap sumbangan gas rumah kaca. Hal ini merupakan bentuk tanggung jawab terhadap kelestarian lingkungannya.
Pria yang saat ini menempuh S2 di Magister Agribisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta terus membuktikan bahwa pertanian menjadi ladang yang subur bagi petani – petani milenial di masa mendatang.
ADVERTISEMENT
Di berbagai kesempatan, ia terus mengajak petani milenial untuk berinovasi dalam menjalankan usahanya. Rayndra selalu menegaskan bahwa pertanian itu sangat menguntungkan. Tugasnya hanya menumbuhkan motivasi saja.
Ia mengibaratkan motivasi petani milenial jangan seperti air soda. Motivasi petani milenial harus stabil, bahkan bertambah, bukan malah berkurang. Selanjutnya, petani milenial perlu berkomitmen. Rasa bangga berprofesi di dunia pertanian harus selalu digaungkan.
Sejalan dengan bonus demografi, pangan menjadi kebutuhan yang terus meningkat. Ia menjadi gambaran hidup proses mencintai pertanian dan menuai hasilnya dengan gemilang. Tak dapat dibayangkan jika Indonesia memiliki Rayndra – Rayndra lainnya, Ketahanan Pangan Indonesia akan terus terjaga.***
Osi Wida Rosita, Pranata Hubungan Masyarakat Polbangtan Yogyakarta - Magelang.