Belajar Peduli Lingkungan pada Ratu Sampah Bernama Amilia Agustin

Amalya Ova
Blogger, suka Travelling, hiburan dan musik. S1 Kimia Universitas Andalas.
Konten dari Pengguna
26 Desember 2022 14:52 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amalya Ova tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat mendengar kata sampah sebagian orang merasa jijik dan buru-buru membuangnya. Bahkan banyak yang mengabaikan karena dianggap tidak berguna. Namun tidak dengan gadis kelahiran Bandung ini. Gadis bernama Amilia Agustin, ditangan dia sampah bisa bernilai jual tinggi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
ADVERTISEMENT
Kepeduliannya pada sampah dimulai sejak gadis yang biasa disapa dengan panggil Amill ini saat duduk di bangku SMP.
Bermula Amil sedang duduk untuk melepas lelas setelah mengikuti olahraga. Dia melihat seorang kakek pemulung yang mengambil sampah di sekolahnya, lalu makan tanpa cuci tangan.
Saat itu Amil merasa bersalah dan membuatnya kepikiran dengan kesehatan si Kakek. Seandainya si kakek sakit, maka dia ikut menjadi penyebabnya karena ikut membuang sampah.
Perasaan tersebut diutarakan pada guru biologi yang mengajarnya. Sang guru kemudian menyarankan Amil untuk bergabung dengan komunitas pecinta lingkungan, bernama Sahabat Kota, yang sebagian besar beranggotakan mahasiswa.
Dalam komunitas tersebut, Amil adalah anggota termuda. Amil terus belajar untuk menambah wawasan dan pengetahuan terkait pemanfaatan sampah.
ADVERTISEMENT
Dan kesadarannya terkait pemanfaatan sampah semakin tinggi sehingga menuntunnya untuk mengajak teman-temannya turut dalam menangani sampah di sekolah. “Go To Zero Waste School” semboyan yang dia gunakan untuk program yang dia lakukan bersama temannya, mereka memilah sampah sepulang sekolah.
Membagi fungsi untuk sampah organik diolah menjadi kompos sedangkan anorganik dimanfaatkan berdasarkan bahannya sehingga menjadi fungsi yang bernilai.
Jenis kain yang masih bagus dimanfaatkan untuk tas. Begitu juga dengan plastik bekas pembungkus kopi dan sejenisnya, mereka membuat kerajinan tas yang mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi.
Sang ibu pun turut mendukung kegiatan Amil ini. Karena beliau sadar, sejak kecil, Amil selalu mendapat hadiah buku ketika ulang tahun dan dia sangat gemar membaca. Dia pun ingin berbagi ilmu yang dia dapatkan kepada siapa saja. Jadi, Amil pun memberlakukan, setiap orang yang membawa 1kg sampah kemasan akan mendapat 5 buah buku sebagai ganti.
ADVERTISEMENT
Amilia Agustin tidak hanya bekerja bersama teman-temannya saja, dia mengajak ibu-ibu sekitarnya untuk ikut andil dalam kegiatan pelestarian lingkungan ini.
Amil pun mengajarkan keterampilan membuat tas dan produk lain. Produk yang dihasilkan akan dia pasarkan pada Pameran Pemilahan Sampah dan Sosialisasi Penanganan Sampah.

Prestasi yang akhirnya mendapat apresiasi

Penerima penghargaan Satu Indonesia Awards pada tahun 2010, Amilia Agustin (Foto: Instagram Amilia Agustin (@agustinamilia))
Kepedulian Amil tidak hanya pada masalah sampah, hal lain yang menarik perhatian Amil juga pendidikan dengan mengajar anak-anak yang tinggal di sekitar rel.
Dari penghasilan dari mengolah sampah menjadi tas dan produk lain yang didapatkan oleh Ibu-ibu binaanya, Amil juga menyarankan untuk menyimpan hasilnya guna kepentingan pendidikan anak-anaknya.
Selain terampil dan peduli pada lingkungan sekitar, Amil juga pandai membuat tulisan. Hal ini terbukti ketika Amil mengikuti lomba Karya Ilmiah Remaja dengan kemampuannya mendapat juara padayang diselenggarakan oleh Young Changemakers dari Ashoka Indonesia. Hadiah sebesar Rp2,5 juta yang dia dapatkan, dia belikan peralatan pengolah sampah, biopori.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya sampai di situ, pada tahun 2010 Amil kembali mengikuti Karya Tulis untuk anak-anak dari Astra. Berkat hal tersebut, Amil bersama ibunya diundang ke Jakarta setelah sebelumnya pihak Astra berkunjung ke sekolah.
Pada undangan ini, Sang ibu yang diwawancarai oleh panitia terkait karya tulis Amil, dan beliau menyampaikan bahwa yang akan menjawab adalah Amil karena tulisan beserta ide berasal dari sang anak. Amil mendapatkan hadiah sebesar Rp40 juta dari event tersebut.
Lagi, kepedulian Amil yang besar terhadap lingkungan membawanya untuk lebih mementingkan penanganan sampah daripada untuk dirinya sendiri.
Uang hadiah dari Astra ia gunakan untuk membeli mesin jahit portable yang bermanfaat bagi ibu-ibu dalam membuat tas berbahan sampah.
ADVERTISEMENT
Amil pernah diundang pada acara “Kick Andy” pada tahun 2012. Dalam acara Kick Andy, Amil menyampaikan slogan yang banyak menginspirasi orang, yaitu “Jika kita bukan orang sembarangan, jangan buang sampah sembarangan.”
Selulusnya dari SMA di Bandung, Amil sebenarnya ingin melanjutkan kuliah di Jayapura agar bisa membantu masyarakat di sana.
Namun setelah diskusi dengan sang Ibu dan dengan berbagai pertimbangan, akhirnya memutuskan untuk kuliah di Universitas udayana, Bali pada Fakultas Ekonomi. Selama di Bali, Amil tidak berhenti untuk tetap melanjutkan kepeduliannya terhadap lingkungan. Dia tetap terjun dalam masalah penanganan sampah di kota maupun laut.
Kini Amil bekerja di perusahaan tambang milik Astra dalam divisi CSR, sebuah bidang yang menjadi passion dari kecil.
ADVERTISEMENT
Berkat kepeduliannya pada sampah ini, Amil memenangkan penghargaan Satu Indonesia Award dari Astra yang merupakan apresiasi terhadap anak muda dalam melakukan perubahan.
Semestinya kita bisa meniru langkah kecil yang dilakukan oleh Amilia Agustin, dia sejak kecil sudah sangat memperhatikan sampah dan berkontribusi langsung menanganinya.
Di lingkungan kita, masih banyak membutuhkan pemikiran dan tenaga generasi muda seperti Amil untuk membawa pada perubahan yang lebih baik. Yuks, saatnya kita berkontribusi untuk Indonesia.