4 SMA di Banggai, Sulteng, Masuk Sekolah Penggerak

Konten Media Partner
28 Mei 2021 17:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Sekolah Penggerak. Foto: Kemendikbud
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sekolah Penggerak. Foto: Kemendikbud
ADVERTISEMENT
Sebanyak 4 Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah (Sulteng), terpilih menjadi sekolah penggerak oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
ADVERTISEMENT
Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi literasi dan numerasi, yang diawali dengan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, yakni kepala sekolah dan guru.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Menegah Wilayah V Sulawesi Tengah (Sulteng) Abdurrahman A. Y. Rumi menerangkan, 4 sekolah di Kabupaten Banggai yang masuk dalam program Sekolah Penggerak adalah SMA Negeri 1 Moilong, SMA Negeri 1 Nuhon, SMA Negeri 1 Batui Selatan, dan SMA GKLB.
“Cadangan itu SMA Negeri 2 Luwuk, SMA Negeri 1 Pagimana, dan SMA Negeri 1 Tolisu,” kata Abdurrahman, Jumat (28/5).
Sementara untuk kategori guru penggerak yakni SMA Negeri 3 Luwuk, SMA Negeri 1 Toili, dan SMA Negeri 2 Toili.
ADVERTISEMENT
Tahun 2021 ini, kata dia, Kabupaten Banggai paling banyak terjaring dalam sekolah penggerak dan guru penggerak.
“Insya Allah tahun depan kita akan bertambah lagi,” ujarnya.
Masuk dalam jajaran sekolah penggerak dan guru penggerak, kata dia, sangat bermanfaat karena akan mendapat bantuan fasilitas sistem informasi dan elektronik (ITE).
Selain itu, kepala sekolah akan sering diundang ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mendapat pelatihan pemanfaatan ITE.
“Nantinya akan dijadikan sekolah digital, jadi fasilitasnya memang menggunakan ITE,” ujarnya.
Masuknya sekolah-sekolah di Kabupaten Banggai dalam jajaran sekolah penggerak dan guru penggerak, menurutnya, menjadi bukti bahwa lembaga pendidikan di daerah ini telah mampu bersaing dengan wilayah lain di Sulteng maupun skala nasional.
“Contohnya SMA Negeri 3 Luwuk kemarin kita masukkan sebagai duta sains masuk urutan ketiga di Sulteng,” kata Abdurrahman.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, guru penggerak memiliki kompetensi untuk melakukan perubahan di tempatnya mengabdi dengan menyesuaikan program dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yakni merdeka belajar.
“Guru penggerak akan merangkul guru yang lain, memberikan materi bekerja sama dengan kepala sekolah,” ujarnya.