Aktivitas Pertambangan Nikel Diduga Cemari Danau Tiu di Morowali Utara

Konten Media Partner
22 Juli 2019 17:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Danau Tiu, Morowali Utara, yang warna airnya memerah. Foto: istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Danau Tiu, Morowali Utara, yang warna airnya memerah. Foto: istimewa.
ADVERTISEMENT
Aktivitas pertambangan nikel di Kecamatan Petasia Barat, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, dituding mencemari Danau Tiu. Sebab, air yang sebelumnya jernih, kini kondisinya menjadi merah kecokelatan. Masyarakat pun meminta agar pemerintah, memeriksa Danau Tiu serta sungai-sungai yang mengalir ke danau tersebut.
ADVERTISEMENT
Calon Legislatif (Caleg) terpilih DPRD Kabupaten Morowali Utara, Yaristan Palesa, mengatakan dampak dari aktivitas sejumlah perusahaan tambang nikel di wilayah itu mencemari Danau Tiu yang selama ini menjadi sumber kehidupan masyarakat sekitar.
Politikus Partai Golkar ini mengatakan, sejak aktivitas pertambangan muncul di awal tahun 2016 di Kecamatan Petasia Barat, terjadi perubahan pada warna sejumlah anak sungai di tiga desa yang merupakan lingkar tambang setempat. “Warna sungai tersebut kini kemerah-merahan dan berlumpur seperti semen yang lengket,” kata Yaristan kepada PaluPoso, Senin (22/7).
Calon Legislatif (Caleg) terpilih DPRD Kabupaten Morowali Utara, Yaristan Palesa. Foto: Jul/PaluPoso
Lambat laun, kata dia, yang awalnya hanya menyebabkan sungai berubah warna, kini Danau Tiu yang merupakan muara beberapa sungai di wilayah itu ikut berubah warna. "Yang kami persoalkan bukan hanya warna airnya yang berubah, tetapi ikan-ikan yang ada di dalam Danau Tiu juga akan mati akibat airnya sudah tercemar. Masyarakat yang sejak dulu menggantungkan ekonominya dari hasil ikan Danau Tiu, ke depan dipastikan tidak akan memperoleh apa-apa lagi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, saat ini masyarakat setempat tidak lagi mencari ikan di Danau tersebut. Sebab, tak satu pun nelayan mendapatkan hasil saat turun mencari ikan di danau.
"Danau Tiu ini dulunya merupakan sumber penghasil ikan air tawar terbesar khususnya masyarakat Desa Tiu, Tontowea, dan Maralee. Ikannya pun dijual hingga ke Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Tetapi sekarang ini tidak lagi seperti itu, masyarakat sudah sulit mendapatkan hasil," katanya.
Danau Tiu di Kecamatan Petasia Barat, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Foto: Istimewa
Sementara, Kades Maralee, Harman Palesa, mengatakan Danau Tiu merupakan salah satu danau yang sangat dihormati oleh suku Mori. Selain sebagai sumber penghidupan masyarakat setempat, danau ini juga merupakan satu-satunya danau di wilayah Mori yang memiliki nilai sejarah dan melegenda.
Kondisi Danau Tiu di Kecamatan Petasia Barat, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, sebelum tercemar dari aktivitas tambang setempat. Foto: Istimewa
Harman bilang, danau tersebut terdiri dari tiga danau yang saling menyambung, kurang lebih luasnya sekitar 600 hektare. Air Danau Tiu berasal dari Gunung Takule melalui beberapa sungai antara lain Tadiola, Taimbaa, Masense, Masa-masara, dan sungai-sungai kecil lainnya.
ADVERTISEMENT
"Semua sungai itu airnya yang dulu jernih, sekarang sudah berubah warna. Selain mengalir ke danau, sungai ini juga merupakan sumber air masyarakat Maralee, Tiu, dan Tontowea," jelasnya.
Kades Maralee, Harman Palesa. Foto: Jul/PaluPoso
Ia berharap, agar perusahaan tambang nikel yang beraktivitas di Kecamatan Petasia Barat bertanggung jawab atas kejadian tersebut. "Perusahaan itu antara lain PT Logam Jaya Mulia Mandiri dan PT Mulia Pasific Resources (MPR)," kata Harman.
Terkait hal tersebut, pihak Perusahaan Tambang PT Logam Jaya Mulia Mandiri yang melakukan aktivitas di wilayah itu, membantah kalau lokasi limbah yang dialamatkan ke perusahaannya adalah salah satu perusahaan yang diduga mencemari danau Tiu di Morowali Utara.
"Itu sungai yang tidak tercemar di wilayah eksploitasi PT Logam Jaya Mulia Mandiri sebagai kontraktor mining PT Sumber Suarna Pratama yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) di hulu Sungai Poahaa," ujar Humas PT Logam Jaya Mulia Mandiri, Karisman Lambo, kepada PaluPoso di Morowali Utara, Senin (22/7).
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan, saat ini pihaknya belum melakukan eksploitasi di lokasi IUP mereka, karena baru melakukan pembangunan jalan hauling.
Sementara itu, pihak PT Mulia Pasific Resources (MPR) yang dihubungi PaluPoso belum juga merespons.
Suasana terkini di Danau Tiu di Kecamatan Petasia Barat, Kabupaten Morowali Utara. Foto: Istimewa
Kontributor: Jul (Morowali Utara)