APDP Ingatkan PT Poso Energy Tak Lanjutkan Pembongkaran Yondo Mpamona

Konten Media Partner
21 Oktober 2019 20:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yombu Wuri, Koordinator aksi APDP saat berorasi di tepi jembatan Pamona, kota Tentena, Kabupaten Poso, Sulteng, Senin (21/10). Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Yombu Wuri, Koordinator aksi APDP saat berorasi di tepi jembatan Pamona, kota Tentena, Kabupaten Poso, Sulteng, Senin (21/10). Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Rencana pengerukan hulu sungai Poso dan penataan sungai Poso di sekitar danau Poso di kota wisata Tentena, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pihak PT Poso Energy, terus mendapatkan penolakan dari sebagian besar warga masyarakat peduli budaya dan lingkungan di kota Tentena.
ADVERTISEMENT
Aksi penolakan tersebut kembali digelar Aliansi Penjaga Danau Poso (APDP) di sekitar Yondo mPamona (jembatan Pamona) di hulu sungai Poso, Senin (21/10) sekitar pukul 11.00 -12.30 WITA.
Aksi damai tersebut diikuti puluhan massa yang tergabung di APDP dan mendapatkan sambutan hangat dari warga sekitar kota Tentena.
APDP menegaskan, mereka mengingatkan kepada PT Poso Energy agar jangan melakukan kegiatan apapun di sekitar wilayah Walilimbanga sampai ke Goa Pamona sampai ada keputusan final.
"Keputusan final adalah bila semua pihak telah sepakat untuk menghentikan Poso Energy melakukan pengrusakan ekosistem dan budaya di Danau Poso, " kata Yombu Wuri, koordinator aksi APDP di tepi jembatan Pamona.
Sementara sebelumnya koordinator aksi lapangan APDP Hajai Ancura menyesalkan keberpihakan DPRD dan Pemda Poso, sebab mereka telah menempuh berbagai cara untuk menghentikan aksi pengrusakan lingkungan pengerukan hulu sungai Poso dan reklamasi Kompodongi serta pembongkaran Yondo mPamona yang menghilangkan budaya lokal, namun semuanya gagal.
Aksi penolakan dari Aliansi Penjaga Danau Poso (APDP) di sekitar Yondo mPamona (jembatan Pamona) di hulu sungai Poso, Senin (21/10). Foto: Istimewa
"Kami telah dua kali melakukan pertemuan melalui rapat dengar pendapat dengan pihak DPRD Poso dan telah berkirim surat petisi yang ditandatangani oleh 679 warga Tentena soal penolakan rencana penghilangan sejarah yondomPamona, penghilangan tradisi mosango, penghilangan waya masapi atau pagar sogili yang merupakan mata pencarian nelayan warga danau Poso," katanya.
ADVERTISEMENT
Pengrusakan ekosistim Kompodongi dengan reklamasinya, kata Hajai sudah disampaikan kepada Camat Pamona Puselemba, Sinode GKST dan Bupati Poso. Namun sayangnya upaya tersebut tidak mendapatkan respon dari pihak terkait.
"Untuk itu pernyataan sikap APDP kali ini adalah awal dari ketidakpuasan dan ketidakpercayaan pada keberpihakan pemerintah daerah terhadap warganya, " ujar Hajai.
Sebelumnya pihak PT Poso Energy melalui humasnya, Aslory Ilham mengaku, pengerukan yang akan dilakukan PT Poso Energy adalah untuk mengeluarkan sedimantasi yang terjadi setiap tahun yang cukup tinggi dari Danau Poso.
Dia juga menambahkan, pembongkaran dan rehab jembatan Pamona tidak menggeser budaya lokal, setelah pengerukan dan reklamasi Kompodongi warga nelayan boleh membangun kembali pagar sidat dan karamba. Di lokasi kompodongi akan dibangun taman yang hijau untuk kelestarian alam dan menjadi destnasi wisata di kota Tentena.
ADVERTISEMENT
"Sama dengan rehab jembatan Pamona akan dijadikan destinasi wisata, makanya kami akan tetap menggunakan papan sebagai lantai jembatan, agar nilai budayanya tetap ada," jelasnya.
Kontributor: Edy (Poso)