Bangunan SD Ambruk Diterjang Puting Beliung di Parigi Moutong, Sulteng

Konten Media Partner
22 Januari 2021 18:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nampak salah satu gedung sekolah dasar terpencil di Kecamatan Toribulu, Parimo, Sulteng, yang ambruk akibat diterjang angin puting beliung. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Nampak salah satu gedung sekolah dasar terpencil di Kecamatan Toribulu, Parimo, Sulteng, yang ambruk akibat diterjang angin puting beliung. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Satu unit bangunan sekolah dasar (SD) Siti Masyita di wilayah terpencil di Kecamatan Toribulu, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, rusak berat akibat diterjang angin puting beliung beberapa hari lalu.
ADVERTISEMENT
Sekaitan hal itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Parigi Moutong, Adrudin Nur mengaku, telah meninjau lokasi sekolah yang dimaksud.
"Kemarin saya sudah meninjau kelokasi itu, bangunan sekolah di sana rata dengan tanah," ujar Adrudin, Jumat (22/1).
Supaya aktivitas belajar tetap berlanjut kata dia, pihaknya menyarankan agar dibangunkan kembali menggunakan sisa-sisa bahan bangunan yang layak pakai untuk dibuatkan sebagai sekolah darurat.
Ia menjelaskan, sembari menggunakan sekolah darurat, pihaknya saat ini masih menunggu instruksi dari kementerian atas usulan bantuan melalui Dana Alokasi khusus (DAK) tahun 2021.
"Komite dan kepala sekolah serta pengurus yayasan hari ini melaksanakan rapat bersama, dan kami membantu apakah dapat diusulkan ke pusat, nanti kita lihat," sebut Adrudin.
ADVERTISEMENT
Pemkab melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menurut Adrudin, tetap memberikan bantuan untuk proses perbaikan sekolah yang ambruk di Kecamatan Toribulu tersebut.
Menurutnya, sekolah yang letaknya berada di puncak gunung itu, dengan jarak tempuh kurang lebih 80 kilometer dari ibukota kecamatan, bisa ditempuh sekitar tiga jam dengan menggunakan sepeda motor.
"Bangunan sekolah ini dibangun pada tahun 2012 dan merupakan bangunan semi permanen, dengan jumlah siswa 20 orang," katanya.
Menurutnya, rata-rata bangunan yang berada di daerah terpencil itu semi permanen. Kemudian, tingkat resikonya memang ada, baik itu tanah longsor ataupun angin puting beliung.