Banjir Kembali Rendam Jalan Trans Sulawesi di Morowali Utara, Sulteng
ADVERTISEMENT
Setelah banjir menggenangi Kecamatan Lembo dan Lembo Raya yang berada di hulu Sungai Tambalako, Morowali Utara, Kamis (20/6), kini luapan air Sungai Tambalako kembali melanda permukiman warga yang terletak di hilir, tepatnya di Desa Mohoni, Kecamatan Petasia Timur, Kabupaten Morowali Utara (Morut), Sulawesi Tengah, Jumat (21/6).
ADVERTISEMENT
Bupati Morowali Utara Aptripel Tumimomor saat meninjau banjir di Desa Mohoni, mengatakan, air mulai menggenangi permukiman warga setempat sejak pukul 02.00 WITA. Akibatnya, ratusan unit rumah warga di Desa Mohoni yang berada di bantaran Sungai Tambalako terendam hampir mencapai satu meter.
Selain rumah warga katanya, banjir juga menggenangi jalur trans Sulawesi sepanjang 100 meter di pusat kampung dengan ketinggian air setengah meter hingga satu meter. Banjir juga menyebabkan Desa Bimor Jaya, Kecamatan Petasia Timur terisolir akibat jalan kabupaten antara Desa Mohoni dan Pontangoa, Kecamatan Lembo Raya sejauh 1,5 kilometer, terendam dengan ketinggian air sekitar dua meter.
Menurut Bupati Morut, ratusan warga mengungsi ke rumah kerabatnya yang berada di tempat lebih tinggi. Banjir juga menggenangi dua unit rumah ibadah berupa masjid dan gereja serta satu unit sekolah.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah kerahkan petugas BPBD, Pol PP dibantu TNI-Polri untuk membantu warga menyelamatkan perabotan rumah tangganya," ujarnya.
Selain itu, banjir juga menyebabkan jaringan pipa PDAM yang menyuplai kebutuhan air bersih warga desa, terputus.
"Saya sudah perintahkan petugas terkait ketika air sudah surut agar segera membenahi pipa tersebut untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga," katanya.
Selain Bupati, Ketua TP-PKK Kabupaten Morut, Ho Liliana Tumimomor ikut memantau situasi dan kondisi di lapangan, berserta anggota PKK. Mereka membagikan makanan gratis kepada warga yang rumahnya terendam banjir.
Kapolres Morowali Utara, AKBP Dadan Wahyudi, mengatakan, Jumat pagi terjadi tumpukan kendaraan roda dua dan empat di jalur trans Sulawesi di Desa Mohoni.
ADVERTISEMENT
"Terjadi antrian panjang kendaraan sekitar 1,5 kilometer, diakibatkan terjadinya luapan air dari sungai Tambalako, namun hingga saat ini antrian kendaraan sudah mulai terurai dan lancar, dengan memberlakukan sistem satu arah, khususnya kendaraan roda empat. Sementara roda dua harus menggunakan rakit milik warga dengan biaya Rp10 ribu sekali lewat," ujarnya.
Pantauan Palu Poso dilapangan hingga Jumat pukul 16.40 WITA, ketinggian air masih selutut orang dewasa.
Penulis: Ivan Tagora (Morowali Utara)