Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Banjir Palu, Korban Tsunami Ini Bingung Mau Pindah Kemana Lagi
ADVERTISEMENT
Air dan lumpur merendam puluhan bilik hunian sementara (huntara) para korban gempa dan tsunami, di Kelurahan Mamboro Induk, Kecamatan Palu Utara, Kota Palu, Sulawesi Tengah .
ADVERTISEMENT
Pantauan Tim Palu Poso, Selasa (29/9), sejumlah penghuni huntara tampak membersihkan sisa-sisa lumpur yang mengendap di dalam rumah. Warga juga tampak mengamankan perabotan rumah tangga seperti tempat tidur dan peralatan dapur.
Sayangnya beberapa bilik sudah tidak bisa dihuni lagi karena barang dan dalam hunian sudah terendam lumpur setebal 5 sentimeter.
Salah seorang warga yang minta dipindahkan dari biliknya adalah Ati (49). Sebab seluruh barangnya tidak ada lagi yang bisa diselamatkan.
“Pas air datang dengan lumpur kami langsung lari jadi tidak sempat selamatkan barang,” ujarnya.
Warga Kelurahan Mamboro Barat ini minta dipindahkan ke huntara yang tidak lagi dihuni, mengingat biliknya sudah tidak layak lagi.
ADVERTISEMENT
“Kasur, lemari dan barang lain terendam lumpur jadi biarpun dibersihkan yah susah,” kata Ati.
Warga lain yang mengeluhkan bahaya banjir adalah Hamsia (57). Meski tidak terdampak begitu parah, dia akui takut akan bahaya banjir susulan yang sudah dua kali mengancam warga di huntara Mamboro.
“Trauma kita sama bencana, mau pindah tapi tidak tahu mau pindah ke mana lagi. Hanya huntara ini tempat kita,” ujarnya.
Sementara itu Ketua RT 02/RW 01, Cudy mengatakan, masalah ancaman banjir telah disampaikan kepada masyarakat termasuk warga yang tinggal di huntara.
Yang jadi persoalan, hingga kini saluran air dari atas tidak ada sehingga air mengalir ke huntara yang berada tepat di belakang terminal Mamboro.
“Saluran itu jadi masalah makanya akan dicarikan solusi, untuk sementara ya mitigasi bencana yang kita sosialisasikan,” katanya.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Palu, Zulkifli menambahkan banjir kedua ini termasuk banjir yang cukup besar. Ada 100 lebih KK yang tinggal di huntara Mamboro dan terdata 40 KK yang terdampak banjir.
Dari data tersebut ada belasan KK yang harus dipindahkan ke bilik lain karena huniannya tidak layak lagi untuk ditinggali.
Tidak hanya itu, akan dilakukan juga normalisasi aliran air dari atas gunung sehingga mengalir ke jalur sungai.
“Pernah dibuatkan aliran sungai tapi di tanah masyarakat dan saluran itu ditutup kembali,” katanya.
Lanjutnya, untuk sementara warga akan dipindahkan ke bilik yang aman dari banjir. Setelah itu, pemerintah akan melakukan normalisasi dengan menggunakan alat berat.
“Meteran nanti kita pindah agar warga bisa tinggal langsung di bilik lain,” ujarnya.
ADVERTISEMENT