Banjir Parigi Moutong, Sulteng, Ratusan Warga Terisolir

Konten Media Partner
15 Juli 2020 12:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jembatan di Desa Gangga, Kabupaten Parigi Moutong, Sulteng yang putus akibat diterjang banjir. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Jembatan di Desa Gangga, Kabupaten Parigi Moutong, Sulteng yang putus akibat diterjang banjir. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Sedikitnya 245 kepala keluarga (KK) di Desa Gangga, Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah (Sulteng), terisolir karena jembatan di desa itu dengan wilayah lainnya terputus akibat diterjang banjir.
ADVERTISEMENT
"Jadi, ada 245 KK yang ada di Desa Gangga terisolir karena tidak ada akses jalan lain," kata Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan (DPUPRP) Kabupaten Parigi Moutong, Wayan Mudana, Rabu (15/7).
Menurutnya, jembatan di Desa Gangga yang putus diterjang banjir itu merupakan satu-satunya akses penghubung dengan wilayah lainnya.
"Jembatan yang parah sekali terkena dampak banjir dan warga tidak ada akses untuk dilalui ke Desa Gangga atau sebaliknya karena putus total," katanya.
Wayan mengakui, semenjak jembatan terputus, warga setempat belum bisa ke mana-mana. Sehingga, warga yang ada di wilayah itu, saat ini mengalami kesulitan untuk mendapatkan bantuan logistik sebagai kebutuhan mereka. Seperti, sembako, air bersih dan lainnya.
Suasana banjir di Sulteng. Foto: Istimewa
"Tadi kita berkoordinasi dengan bapak kepala desa bahwa mereka akan mengupayakan jembatan darurat dari batang kelapa," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Olehnya, ia berharap pemerintah segera membantu untuk bisa meringankan beban bagi korban yang terdampak bencana banjir. Terutama pembangunan kembali jembatan yang terputus di Desa Gangga. Jika tidak segera diperbaiki atau dibuatkan jalan penghubung sementara, maka warga akan terus terisolir.
"Semoga jembatan ini segera diperbaiki untuk mendistribusikan kebutuhan mereka seperti, logistik dan keperluan lainnya," ujarnya.
Ia menambahkan, jembatan tersebut dibangun sejak tahun 2013 silam. Anggarannya bersumber dari pemerintah pusat, yang pembangunannya dilaksanakan oleh pemerintah desa setempat.
"Saya lihat, memang struktur jembatan di sana kurang memenuhi syarat teknisnya. Karena buktinya, belum lama digunakan sudah amblas," kata Wayan.