news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Banyak Tenaga Kerja di Sulawesi Tengah Dirumahkan Perusahaan

Konten Media Partner
5 November 2019 16:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BPS Sulawesi Tengah, Faisal Anwar saat mengawali paparan press rilisnya di Kantor BPS Sulteng. Foto: Dok. Humas BPS Sulteng
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BPS Sulawesi Tengah, Faisal Anwar saat mengawali paparan press rilisnya di Kantor BPS Sulteng. Foto: Dok. Humas BPS Sulteng
ADVERTISEMENT
Laporan BPS menyebutkan jumlah angkatan kerja di Sulawesi Tengah pada Agustus 2019 mengalami penurunan sebanyak 16,41 ribu orang dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. Rinciannya, Agustus 2019 sebanyak 1,49 juta orang, sedangkan pada 2018 sebanyak 1,502 juta.
ADVERTISEMENT
"Komponen pembentuk angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan pengangguran," kata Kepala BPS Sulteng Faisal Anwar pada paparan press rilis BPS, Selasa (5/11).
Adapun penduduk yang bekerja pada Agustus 2019 sebanyak 1,44 juta orang, sedangkan pada periode yang sama tahun sebelumnya 1,451 juta orang. Sehingga, juga terjadi penurunan sebanyak 11,73 ribu orang.
Menurut Faisal, beberapa hal yang menyebabkan kondisi turunnya penduduk yang bekerja adalah tenaga kerja yang dirumahkan oleh beberapa perusahaan karena tidak adanya kegiatan produksi. Selain itu, bergesernya penduduk bekerja dengan status pekerja keluarga/tidak dibayar yang sebagian besar membantu di sektor pertanian berpindah ke kegiatan mengurus rumah tangga.
"Sementara itu jumlah pengangguran sebanyak 46,80 ribu orang, juga mengalami penurunan sekitar 4,68 ribu orang dibanding setahun yang lalu," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selain jumlah angkatan kerja menggalami penurunan, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) pada Agustus 2019 juga mengalami penurunan jika dibandingkan dengan Agustus 2018. TPAK pada Agustus 2019 tercatat sebesar 67,59 persen, turun 1,93 persen poin dibanding setahun yang lalu.
"Penurunan TPAK memberikan indikasi adanya penurunan potensi ekonomi dari sisi pasokan (supply) tenaga kerja,'' katanya.
Sementara jika melihat TPAK berdasarka jenis kelamin kata Faisal, tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki sebesar 84,22 persen, sementara TPAK perempuan hanya 50,32 persen. Dibandingkan kondisi setahun yang lalu, TPAK laki-laki turun 0,3 persen poin dan TPAK Perempuan juga mengalami penurunan sebesar 3,6 persen poin.
Faisal juga menjelaskan tingkat pengangguran terbuka di Sulteng. Menurutnya, tingkat pengangguran terbuka pada Agustus 2018 sebesar 3,43 ribu orang, sedangkan pada Agustus 2019 sebanyak 3,15 ribu oang. Artinya, terjadi penurunan sebesar 0,28 persen poin.
ADVERTISEMENT
Jika dilihat dari tingkat pendidikannya tambahnya, tingkat pengangguran terbuka TPT pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) paling tinggi diantara tingkat pendidikan lain, yaitu sebesar 7,24 persen, kemudian diikuti oleh Diploma I/II/III sebesar 5,65 persen.
Dengan kata lain, ada penawaran tenaga kerja yang lebih terutama pada tingkat pendidikan SMK dan Diploma I/II/III.
"Mereka yang berpendidikan rendah, cenderung mau menerima pekerjaan apa saja, dapat dilihat dari TPT untuk pendidikan SD ke bawah memiliki nilai paling kecil diantara semua tingkat pendidikan yaitu sebesar 1,60 persen," ujarnya.