BMKG: Suhu Panas di Kota Palu Kembali Normal

Konten Media Partner
23 Januari 2020 17:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prakirawan cuaca BMKG Bandar Udara Mutiara Sis Aljufrie Palu. Foto: Kristina Natalia/PaluPoso
zoom-in-whitePerbesar
Prakirawan cuaca BMKG Bandar Udara Mutiara Sis Aljufrie Palu. Foto: Kristina Natalia/PaluPoso
ADVERTISEMENT
Dua hari berturut-turut Kota Palu, Sulawesi Tengah, menjadi kota dengan suhu terpanas se Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandar Udara Mutiara Sis Aljufrie Palu, suhu panas yang dirasakan di Kota Palu disebabkan beberapa faktor. Di antaranya, adalah posisi matahari pada Bulan Januari berada di bagian equator atau lintang Palu, kemudian potensi pertumbuhan awan yang sangat kecil dan adanya tekanan rendah di bagian selatan sehingga massa udara yang berada di wilayah Indonesia terutama Sulteng tertarik ke wilayah selatan.
“Palu memang dekat dengan equator tetapi lebih pada bagian selatannya,” kata Fathan, Prakirawan Cuaca BMKG Bandar Udara Mutiara Sis Aljufrie, Kamis (23/1).
Berdasarkan data BMKG, Selasa (21/1), suhu panas Kota Palu mencapai 37,4 derajat celsius dan menjadi kota terpanas setelah Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Sedangkan Rabu (22/1) bertahan di 36,0 derajat celsius dan masih di urutan pertama kota terpanas setelah Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat.
ADVERTISEMENT
Untuk Kamis (23/1), suhu di Kota Palu pukul 14.00 WITA mencapai 35,0 derajat celsius. “Sudah kembali ke suhu normal Kota Palu dan hari ini awan sudah tampak sehingga masyarakat tidak merasakan suhu terlalu panas seperti sebelumnya,” ujarnya.
Kota Palu merupakan daerah dengan curah hujan terendah. Berdasarkan catatan BMKG, sepanjang tahun 2019 curah hujan yang tinggi ada pada periode Juli dan hanya mencapai 78,9 milimeter. Sedangkan curah hujan terendah ada di periode Februari yang mencapai 41,4 milimeter. Sementara pada Desember 2019, curah hujan hanya mencapai 51,1 milimeter.
Ilustrasi cuaca panas Foto: Tim Wimborne/REUTERS
Dia mengatakan, curah hujan dalam satu bulan harus mencapai 150 milimeter untuk dikategorikan daerah dengan kriteria musim hujan.
“Dalam BMKG tidak masuk dalam daerah dengan kriteria musim hujan atau dikatakan Kota Palu sepanjang musim tahun tanpa musim hujan atau bisa disebut tanpa zona musim,” kata Fathan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, dr Reny Lamadjido mengimbau kepada masyarakat Sulawesi Tengah khususnya yang berada di Kota Palu agar waspada selama beraktivitas di luar ruangan.
Dia mengatakan yang harus dihindari adalah sengatan panas yang akan berdampak pada kesehatan tubuh manusia jika berada di bawah terik matahari dalam waktu yang lama.
“Tubuh akan lemah, kemudian bisa merasakan sakit kepala, sampai pada tidak sadarkan diri,” ujarnya.
Ia menyarankan agar masyarakat yang berada di luar rumah atau banyak beraktivitas di luar ruangan untuk menyediakan pelindung kepala.
Tidak hanya itu, ia juga mengimbau agar masyarakat banyak mengkonsumsi air putih. “Jangan sampai dehidrasi, pastikan sebelum tenggorokan kering sudah harus minum dan kalau bisa jangan lama-lama berada di luar ruangan supaya suhu tubuh bisa beradaptasi dengan baik,” kata dr Reny.
ADVERTISEMENT