Buol, Sulawesi Tengah, Proyek Percontohan Industri Udang Vaname di Indonesia

Konten Media Partner
26 Desember 2020 17:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Buol Amirudin Rauf saat meninjau lokasi budidaya udang vaname di Kelurahan Kampung Bugis. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Buol Amirudin Rauf saat meninjau lokasi budidaya udang vaname di Kelurahan Kampung Bugis. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Saat ini komoditas udang bernilai ekonomi tinggi, mencapai USD 250 miliar atau sekitar Rp 3,6 triliun setiap tahun. Indonesia sendiri menempati urutan ketiga terbesar sebagai negara pengekspor udang di pasar dunia setelah Thailand dan India.
ADVERTISEMENT
Jenis udang yang diekspor oleh Indonesia di antaranya adalah udang windu dan udang vaname.
“Kami akan fokus mensinergikan program pemerintah pusat tersebut di daerah. Dengan menjadikan udang vaname sebagai primadona ekonomi baik untuk peningkatan kesejahteraan maupun dampak pada pembukaan lapangan kerja secara luas," kata Bupati Buol Amirudin Rauf kepada PaluPoso, Sabtu (26/12).
Menurut Amirudin, kurun 2019, Pemkab Buol sudah mulai menggalakkan budidaya udang vaname dengan membuat beberapa tambak percontohan.
"Kami sedang membuat tambak percontohan dengan skema kelompok, tepatnya di Kelurahan Kampung Bugis dengan anggaran miliaran rupiah dan memanfaatkan lahan kurang lebih 5 hektare. Kita akan jadikan budidaya udang vaname ini sebagai program strategis ekonomi daerah," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Buol, Sulawesi Tengah, menjadi satu dari lima kabupaten di Indonesia yang dipilih menjadi pusat pengembangan industri udang vaname nasional.
ADVERTISEMENT
Program ini merupakan kerjasama lintas departemen yakni Menko Maritim, Menteri Kelautan, Menteri PUPR, Bappenas, dan Kantor Staf Kepresidenan.
com-Bisnis Budidaya Udang (Foto: Shutterstock)
Tahun ini Menteri Kelautan membangun tambak percontohan di Kampung Bugis dengan luas areal kurang lebih 5 ha. Tahun depan Kementerian PUPR membuat dan menyusun SID (perencanaan) untuk 1000 hektare.
Dan, yang paling penting dari pencanangan udang vaname sebagai program strategis ekonomi daerah adalah sistem pengelolaannya berbasis komunitas.
"Jadi, kita akan dapat mengelola lahan yang luas, namun mekanisme kolektif komunitas akan sangat berpengaruh dalam peningkatan produksi dan pembukaan lapangan pekerjaan khususnya," ujar Bupati 2 periode ini.
Masyarakat yang ingin terjun dalam budidaya udang vaname ini lanjutnya, cukup menyiapkan lahan maksimal 0.5 hektare dan membentuk kelompok yang terdiri dari beberapa orang.
ADVERTISEMENT
Pemerintah daerah melalui pemerintah pusat siap mendanai segala biaya produksi, baik teknologi maupun pakan sampai dengan panen perdana.
Tahun depan Pemkab Buol sedang mengupayakan pengadaan eskavator rawa untuk suksesnya program ini.
Dikatakannya, sebagai program strategis perekonomian daerah tentu efek domino dari program ini adalah pertumbuhan ekonomi rakyat dan pembukaan lapangan kerja yang luas.
Contoh kasus di Kelurahan Buol Dusun Bhuoyong, panen perdana menghasilkan 2.5 ton, hasil produksi ini dapat menghasilkan laba bersih ratusan juta rupiah. Dengan hasil ini dapat dipastikan perekonomian rakyat dapat meningkat.
Selain pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, di sisi yang lain, proyeksi udang vaname dapat membuka lapangan pekerjaan yang luas, otomatis mengurangi angka pengangguran.
"Jika diasumsikan 1 hektare menyerap 2 tenaga kerja bahkan lebih. Maka proyeksi tahun 2021 yang direncanakan mencapai 1000 hektare, kurang 2.000 tenaga kerja yang terserap ke dalam sektor ini, yang otomatis pengangguran dapat berkurang," kata Amirudin Rauf.
ADVERTISEMENT