news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Curhat Kepsek ke Menteri Nadiem

Konten Media Partner
6 November 2020 13:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepsek SDN Inpres Watusampu Palu. Foto: Kristina Natalia/PaluPoso
zoom-in-whitePerbesar
Kepsek SDN Inpres Watusampu Palu. Foto: Kristina Natalia/PaluPoso
ADVERTISEMENT
Sejak pandemi COVID-19 SDN Inpres Watusampu Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), tak pernah melaksanakan pembelajaran daring.
ADVERTISEMENT
Hal ini diungkapkan Kepala Sekolah (Kepsek) SDN Inpres Watusampu Palu, Arham, di depan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim saat kunjungan ke SDN 15 Palu, Kamis (5/11).
Arham mengatakan sejak Maret 2020 hingga sekarang, sekolah yang terletak di Kelurahan Watusampu, Kelurahan Ulujadi ini tidak melaksanakan pembelajaran dengan sistem internet. Hal ini dikarenakan hampir semua siswa tidak memiliki gadget berbasis android.
“Kendala lain itu jaringan, saya pun kalau ada hal-hal penting ya saya tidak melalui zoom tetapi datang langsung ke Palu,” ujarnya.
Saat ini ada 146 siswa yang harus dikunjungi untuk diberikan pembelajaran. Untuk tenaga pengajar, ada 8 guru terhitung 2 guru PNS dan 6 guru honorer.
“Kalau untuk paket data pun tidak efektif karena tidak semua guru dan siswa dapat internet paket data belajar itu,” katanya.
ADVERTISEMENT
Arham juga mengutarakan siswa di SDN Inpres Watusampu kebanyakan adalah penyintas gempa dan tsunami, pekerjaan orangtua siswa pun sebagaian besar hanya petambang batu di galian C, sehingga sulit untuk melaksanakan pembelajaran daring.
Sekolah ini pun pernah buka selama dua hari untuk uji coba aktivitas belajar tatap muka, namun diminta kembali oleh Dinas Pendidikan Kota Palu untuk melaksanakan pembelajaran daring.
“Agar tetap belajar ya kami guru turun langsung dan datang dari rumah ke rumah siswa karena daring kami tidak bisa,” ujarnya.
Kunjungan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim di SDN 15 Palu, Kamis (5/11). Foto: Kristina Natalia/PaluPoso
Arham menambahkan, jarak yang ditempuh guru pun lumayan sulit karena rumah siswa kebanyakan berada di atas gunung. Solusinya, satu guru akan membuat jadwal untuk mengajar 25 menit untuk lima siswa.
ADVERTISEMENT
"Jadwalnya sudah ada untuk memudahkan guru menjangkau anak-anak,” kata Arham.
Keluhan guru ini pun didengarkan langsung Mendikbud Nadiem Makarim yang tiba di Palu, pada Rabu (4/11).
Sayangnya menurut Arham, jawaban Nadiem Makarim bukan solusi untuk mengatasi pembelajaran luring yang dilaksanakan sekolah yang terletak di pinggiran Kota Palu itu.
“Jawaban pak menteri itu secara umum tetapi tidak secara khusus untuk sekolah kami dan untuk anak-anak dan guru yang ada di sekolah pinggiran kota seperti kami,” katanya.
Sementara itu, Mendikbud Nadiem mengatakan, di masa pandemi COVID-19 ini pembelajaran jarak jauh untuk Paud dan SD sangat sulit sehingga Kemendikbud menyediakan modul pembelajaran darurat.
Pada pembelajaran ini, tidak dibutuhkan internet sebab guru dapat bekerjasama dengan orang tua untuk memberikan bimbingan belajar di rumah dari lingkungan sekitar.
ADVERTISEMENT
Artinya, dalam modul pembelajaran darurat ini orang tua akan dibekali cara mengajar dan mendidik anak dari rumah.
“Apa yang harus dilakukan orang tua ada di modul ini dan pendidikan anak-anak ini bukan hanya tanggungjawab sekolah dan guru melainkan juga orang tua. Belajar tanpa internet,” ujarnya.