Dari Bencana Palu, Indonesia Kini Miliki Atlas Zona Likuefaksi

Konten Media Partner
9 Oktober 2019 12:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Badan Geologi, Rudy Suhendar (kiri) yang secara simbolis menyerahkan Atlas Peta Zona Kerentanan likuefaksi Indonesia kepada Sekretaris Daerah  Provinsi Sulawesi Tengah, Hidayat Lamakarate (kanan), Direktur Penataan Kawasan Kementerian ATR/BPN Sufrijadi, Direktur Daerah Tertinggal, Transmigrasi dan Perdesaan Kementerian PPN/Bappenas Velix Vernando Wanggai di Hotel Palu, Rabu (9/10). Foto: Dok. Humas Pemrov Sulteng
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan Geologi, Rudy Suhendar (kiri) yang secara simbolis menyerahkan Atlas Peta Zona Kerentanan likuefaksi Indonesia kepada Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Hidayat Lamakarate (kanan), Direktur Penataan Kawasan Kementerian ATR/BPN Sufrijadi, Direktur Daerah Tertinggal, Transmigrasi dan Perdesaan Kementerian PPN/Bappenas Velix Vernando Wanggai di Hotel Palu, Rabu (9/10). Foto: Dok. Humas Pemrov Sulteng
ADVERTISEMENT
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melalui Badan Geologi secara resmi meluncurkan Atlas Zona Kerentanan likuefaksi Indonesia. Informasi Kegeologian melalui atlas ini merupakan Atlas peta pertama kelikuefaksian yang diluncurkan, dimana sebelumnya Peta zona kerentanan likuefaksi di Indonesia belum pernah ada.
ADVERTISEMENT
Peluncuran dilakukan oleh Kepala Badan Geologi, Rudy Suhendar yang secara simbolis menyerahkan Atlas Peta Zona Kerentanan likuefaksi Indonesia kepada Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Hidayat Lamakarate, Direktur Penataan Kawasan Kementerian ATR/BPN Sufrijadi, Direktur Daerah Tertinggal, Transmigrasi dan Perdesaan Kementerian PPN/Bappenas Velix Vernando Wanggai di Hotel Palu, Rabu (9/10).
Kepala Badan Geologi, Rudy Suhendar, saat launching Atlas Peta Zona, mengatakan cukup banyak fenomena likuefaksi yang terjadi di Indonesia, hingga pada kejadian likuefaksi pascagempa di wilayah Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong (Padagimo) Sulteng.
"Ini mengingatkan bangsa ini betapa informasi ancaman bahaya dan kerentanannya menjadi penting bagi pemangku kepentingan, baik di pusat maupun di daerah dan juga bagi masyarakat umum,” kata Rudy.
ADVERTISEMENT
Untuk itu kata Rudy, launching Atlas Zona hari ini, Badan Geologi memberikan informasi bagi para pemangku kepentingan terkait pengelolaan bencana, penataan ruang, pengembangan wilayah dan kawasan. Informasi kegeologian yang disampaikan ini di kemas dalam atlas peta zona kerentanan likuefaksi Indonesia.
Tujuan peluncuran peta ini untuk memberi gambaran daerah-daerah yang miliki kerentanan terhadap likuefaksi di Indonesia. Dengan diluncurkannya peta zona ini ia berharap upaya-upaya mitigasi bencana dapat ditingkatkan.
Pada kesempatan yang sama, Sekda Provinsi Sulteng Moh. Hidayat mengapresiasi atas diluncurkannya Atlas Zona Likuefaksi ini. Ia berharap, dengan diluncurkannya Atlas Peta ini bisa menjadi acuan ilmiah dalam penetapan zona bahaya, siaga dan aman.
Namun yang tak kalah penting kata Sekprov, adalah bagaimana upaya mempublikasikan informasi ini kepada masyarakat dengan bahasa yang mudah dimengerti sebagai bahan mitigasi.
ADVERTISEMENT
Usai launching Atlas Zona Kerentanan Likuefaksi Indonesia, dilanjutkan dengan diskusi interaktif likuefaksi yang mengangkat tema "Mengenal Likuefaksi dan Menyelaraskan kehidupan di Atas Potensi yang Ada".
Pada kesempatan ini, Sekprov Hidayat bersama Kepala Badan Geologi Rudy Suhendar, Direktur Penataan Kawasan ATR/BPN Sufrijadi, Direktur Daerah Tertinggal Kementerian PPN/Bappenas, Velix Vernando sebagai narasumber.
Reporter: Mallongi