Diduga Depresi, Pemuda di Palu Nekat Gantung Diri

Konten Media Partner
26 Maret 2019 14:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga saat melihat korban gantung diri di salah satu sekolah luar biasa di Petobo, Kota Palu, Selasa (26/3/2019). Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Warga saat melihat korban gantung diri di salah satu sekolah luar biasa di Petobo, Kota Palu, Selasa (26/3/2019). Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Tesar Rahmat (24), salah seorang warga penghuni hunian sementara (Huntara) di Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah, ditemukan tewas gantung diri, Selasa (26/3).
ADVERTISEMENT
Jasad Tesar pertama kali ditemukan oleh seorang guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 2 Palu, Dian Anggreni, dengan posisi menggantung di plafon ruang kelas Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 2 Jalan Nambo, Kelurahan Petobo.
Menurut pengakuan Dian Anggraeni, sekitar pukul 8.00 WITA, siswa dan guru-guru SLB mengawali aktivitas belajar mengajar di jam pertama dengan berolahraga.
Sekitar pukul 9.30 WITA, tepatnya saat jam kedua pelajaran akan dimulai, seluruh siswa menuju ruang kelas masing-masing. Saat membuka pintu, ia melihat ada tubuh manusia dalam posisi gantung diri di plafon ruang kelas menggunakan kabel listrik dan sudah dalam keadaan meninggal dunia.
“Saya kemudian menghubungi teman-teman guru yang lain untuk selanjutnya menghubungi aparat kepolisian,” tutur Dian.
ADVERTISEMENT
Menurut keterangan orang tua korban, Joni Yunus, mengatakan korban selama ini memendam kesedihan mendalam karena meninggalnya nenek korban pada kejadian likuefaksi di Petobo. Apalagi, jasad neneknya itu tidak berhasil ditemukan hingga saat ini.
Joni bilang, kepergian sang nenek membuat Tesar depresi. Bahkan Tesar selalu kelihatan murung setiap harinya.
Kapolres Palu, AKBP Mujianto, membenarkan peristiwa tersebut. Korban diduga masuk ke dalam ruang kelas melewati plafon kamar mandi yang berada di bagian belakang karena ditemukan adanya bekas kaki dan plafon rusak.
“Pintu ruang kelas yang digunakan korban gantung diri masih dalam keadaan terkunci saat saksi membuka pintu tersebut,” ujar Mujianto.
Mujianto juga bilang pihak keluarga menolak jasad Tesar untuk diautopsi. “Permintaan keluarga bahwa jenazah langsung dibawa ke rumah duka di Huntara Petobo,” katanya.
ADVERTISEMENT
Penulis: Abidin