DKP Sulawesi Tengah Observasi ke Huntara Korban Bencana Palu

Konten Media Partner
10 Juli 2019 13:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulteng, Dr.Ir. Hasanuddin Atjo, MP saat bersalam komando dengan salah satu penghuni huntara Lere, yang merupakan salah satu mitra binaan Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng, Rabu (10/7). Foto: Istimewa
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulawesi Tengah, Hasanuddin Atjo, Rabu (10/7), melihat dari dekat geliat ekonomi di hunian sementara (huntara) di Shelter Lere, Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
Hasanuddin Atjo didampingi Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng, Suprapti; Kepala Bidang Budidaya DKP Sulteng, Yumber Bamba dan Kepala Laboratorium Pengujian dan Pengolahan Mutu Hasil Perikanan, Agung Kastono, mengunjungi Shelter Lere yang didiami 205 kepala keluarga tersebut.
Salah satu penyintas di Shelter Lere yang dikunjungi rombongan Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng adalah Hj. Saiyah. Penyintas ini merupakan salah satu mitra binaan Dinas Kelautan Sulawesi Tengah yang memproduksi bandeng bebas duri melalui usaha Iyam Mandiri.
Sebelumnya Kadis Kelautan dan Perikanan Sulteng ini juga telah melakukan kunjungan ke Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala. Menurut Atjo, kunjungan ini berkaitan dengan penyusunan rencana aksi Skenario Pemberdayaan di Pasigala pascabencana September 2018.
ADVERTISEMENT
Atjo juga mengatakan di Sigi akan difokuskan ke budidaya ikan air tawar. Sedangkan di Kabupaten Donggala difokuskan bagi nelayan skala kecil. “Sementara untuk kota Palu difokuskan ke usaha pengolahan dan jasa pemasaran hasil perikanan,” katanya.
Kadis DKP Sulteng, Hasanuddin Atjo saat bersalam komando dengan pemuda penyintas bencana Palu, di Huntara Lere, Kota Palu, Rabu (10/7). Foto: Istimewa
Rencana Aksi ini tambahnya, akan menjadi pedoman dalam upaya meningkatkan geliat ekonomi pascabencana September 2018 di Pasigala, khususnya bagi wilayah dan masyarakat terdampak dari subsektor Perikanan.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Tengah Hasanuddin Atjo, sebelumnya mengunjungi Kabupaten Sigi. Kabupaten yang dipimpin oleh Bupati Irwan Lapatta ini merupakan salah satu sentra produksi budidaya ikan air tawar yang terdampak parah akibat bencana 28 September 2018. Sebagian kolam ikan di wilayah itu kering karena permukaan air tanah (water table) turun.
ADVERTISEMENT
Menyikapi kondisi tersebut, Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulawesi Tengah (Sulteng) membuat inovasi kolam percontohan hemat air, yaitu dengan membuat kolam tanah yang dilapisi plastik di atasnya dilengkapi kincir mini.
Kadis Kelautan dan Perikanan Sulteng, Hasanuddin Atjo, Jumat (5/7) mengatakan, intervensi inovasi teknologi kolam percontohan ini diharap bisa kembali meningkatkan produksi dan ketersediaan ikan hasil budidaya air tawar di Kabupaten Sigi, sekaligus meningkatkan pendapatan petambak.
Foto bersama Tim Observasi Dinas Kelautan dan Perikanan Prov Sulteng dengan warga penyintas bencana tsunami Palu, di depan pintu masuk huntara Lere, Kota Palu, Rabu (10/7). Foto: Istimewa
Atjo mengatakan, kolam percontohan serupa akan dibuat di hunian tetap atau Huntap para penyintas korban bencana 28 September 2018. Pada tahap awal ini katanya, ada 3 kelompok yang akan disiapkan untuk dibina, dengan harapan nantinya mereka akan membudidayakan ikan nila dan mas. Namun untuk langkah awal ini lebih difokuskan pada pengembangan budidaya ikan Nila karena penggemar ikan jenis ini dianggap lebih banyak.
ADVERTISEMENT
“Kolamnya sudah ada, tinggal dirapikan kemudian dilapisi terpal orchid (ex Korea). Daya tahan terpal ini 3 hingga 4 tahun,” ujarnya.
Kepada PaluPoso, Hasanuddin Atjo menunjukkan kolam percontohan tersebut yang menggunakan kincir mini. Harapannya, pertama masyarakat lainnya bisa melihat dan belajar. Kedua, program bantuan lainnya bisa mencontoh, dan ketiga, lembaga keuangan dapat mempertimbangkan sebagai peluang bisnis pascabencana.