Geliat Kampoeng Nelayan Usai Diterjang Tsunami

Konten Media Partner
9 Maret 2019 18:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Kampoeng Nelayan Lima Bulan Setelah Tsunami, Sabtu, (9/3). Foto: PaluPoso/Firman
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Kampoeng Nelayan Lima Bulan Setelah Tsunami, Sabtu, (9/3). Foto: PaluPoso/Firman
ADVERTISEMENT
Kampoeng Nelayan merupakan salah satu spot wisata pantai yang ada di kota Palu, Sulawesi Tengah. Letaknya di pinggir Pantai Kelurahan Talise, Kecamatan Mantikulore.
ADVERTISEMENT
Sebelum bencana alam 28 September silam, tempat tersebut ramai dikunjungi warga untuk melepas penat setelah melakukan aktifitas mereka. Berbagai aktifitas dilakukan di tempat tersebut, mulai dari berenang, memancing hingga swafoto.
Kini tempat tersebut terlihat dipenuhi reruntuhan sisa terjangan tsunami.
Pantauan PaluPoso, Sabtu (9/3), nampak tanggul penahan ombak banyak yang ambruk. Begitupula beberapa bangunan yang berada di seputaran Kampoeng Nelayan, mengalami rusak berat.
Walau dipenuhi reruntuhan di sana- sini, ternyata tak menyurutkan minat warga untuk mulai membangkitkan kembali tempat itu dengan berkunjung ke lokasi ini.
Suasana lokasi Pantai Kampoeng Nelayan sebelum dilanda tsunami. Lokasi ini ramai di kunjungi setiap Sabtu dan Minggu. Foto: Istimewa.
Beberapa warga terlihat berenang maupun memancing atau sekedar duduk-duduk menikmati pemandangan pantai, terutama di pagi hari.
Mamat (57 tahun) warga jalan Anoa Kecamatan Palu Selatan, ditemui media ini mengatakan bahwa sebelum gempa bumi melanda Kota Palu, lokasi Kampoeng Nelayan sangat ramai dikunjungi warga pada hari Sabtu dan Minggu.
ADVERTISEMENT
Namun, pasca bencana alam, tempat tersebut sudah jarang dikunjungi masyarakat. "Semenjak tiga tahun belakangan, saya selalu berkunjung kemari. Tiap hari Sabtu dan Minggu untuk berendam dan berenang di pantai Kampoeng Nelayan. Hari ini sudah ada yang mandi dan memancing, walaupun tidak seramai sebelum gempa," ujarnya.
Senada diungkapkan Nurdin (40 tahun), warga Jalan Agatis Kota Palu. Menurutnya, berkurangnya pengunjung di Kampoeng Nelayan pascagempa bumi karena masih  trauma setelah kejadian tsunami enam bulan lalu.
Meskipun saat ini sudah ada masyarakat yang berenang dan memancing di tempat ini tapi tidak seramai sebelum bencana tsunami.
"Mungkin masih banyak yang trauma dengan gempa bumi," jelasnya.
Arham (32 tahun), warga Kelurahan Talise yang berprofesi sebagai juru parkir di seputaran Kampoeng Nelayan itu, mengakui bahwa meskipun enam bulan pascabencana alam tempat tersebut telah dikunjungi warga, namun tidak seramai sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Hal ini menyebabkan pendapatannya dari biaya parkir, ikut merosot.
"Biasanya sebelum gempa, penghasilan bea parkir yang saya dapat dalam seminggu berkisar tiga ratus ribu. Sekarang paling banyak lima puluh ribu rupiah saja," ujarnya.
Penulis: Firman (Kontributor/PaluPoso)
Editor: Abidin (PaluPoso)