Kelompok MIT Poso Kini Terdesak dan Kelaparan hingga Sembunyi ke Hutan-hutan

Konten Media Partner
21 Februari 2021 19:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Personel gabungan TNI-Polri di Satgas Operasi Tinombala pengejaran terhadap kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur di Poso, Sulawesi Tengah. Dok. PaluPoso
zoom-in-whitePerbesar
Personel gabungan TNI-Polri di Satgas Operasi Tinombala pengejaran terhadap kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur di Poso, Sulawesi Tengah. Dok. PaluPoso
ADVERTISEMENT
Kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, pimpinan Ali Kalora hingga saat ini masih terus diburu oleh personel gabungan TNI-Polri. Dan operasi pengejaran terhadap kelompok DPO tersebut masih terus dilanjutkan.
ADVERTISEMENT
"Sampai saat ini kita sedang melaksanakan operasi pencarian dan pengejaran," kata Komandan Korem 132/Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf saat dihubungi media ini melalui WhatsApp, Minggu (21/2).
Mantan anak buah Santoso alias Abu Wardah itu kata Farid, diperkirakan masih bersembunyi di hutan-hutan pegunungan yang ada di Poso, Parigi Moutong, dan Sigi, Sulawesi Tengah.
Farid mengatakan, pengejaran terhadap kelompok DPO MIT ini dilakukan dengan cara dan taktik sendiri untuk bisa menemukan dan menyergap mereka. Sebab, tanpa cara-cara itu pihaknya mengaku kesulitan.
Kesulitan itu misalnya, para kelompok DPO tersebut lebih menguasai medan sehingga mereka mudah bersembunyi di mana saja. Selain itu, kelompok MIT itu didukung oleh para simpatisannya.
"Memang kesulitannya adalah luasnya medan operasi dari mulai Poso, Napu, Sausu, Parigi, Moutong, Donggala dan Palu. Mereka hanya 11 orang bebas bergerak kemana saja apalagi mereka didukung info dan logistik dari para simpatisannya," ujarnya.
Dandrem 132 Tadulako, Brigjen TNI Farid Makruf. Foto: PaluPoso

Simpatisan MIT Poso Diminta Stop Mendukung

Namun dari itu katanya, kelompok DPO MIT Poso tersebut sudah dalam kondisi terdesak dan lemah.
ADVERTISEMENT
"Mereka ini sudah kelaparan, semua perlengkapannya berhasil kita amankan 2 minggu yang lalu di daerah Taunca. Jadi mereka sekarang sangat kekurangan logistik dan perlengkapan," kata Farid.
Farid meminta kepada masyarakat di Sulawesi Tengah untuk bersama-sama melawan tindakan teror kelompok MIT. Masyarakat harus berani dan melawan bila mereka muncul di tengah masyarakat.
"Kelompok DPO MIT sudah lemah, masyarakat tidak perlu takut dengan mereka. Tumbuhkan keberanian untuk melawan supaya mereka tidak sewenang-wenang kepada masyarakat khususnya pekebun," ujar Farid.
Farid juga meminta kepada para simpatisan yang selama ini membantu para kelompok MIT agar berhenti dan tidak mendukung lagi kegiatan-kegiatan kelompok tersebut.
"Para simpatisan yang selama ini membantu mereka. Apa yang kalian perjuangkan? Sedangkan kelompok MIT sendiri tidak memperjuangkan ajaran Islam yang rahmatan lil alamiin. Jadi berhentilah mendukung kelompok DPO ini supaya mereka segera menyerah atau tertangkap sehingga terwujud kedamaian di Poso," katanya.
ADVERTISEMENT
TNI dalam hal ini katanya, akan terus bergabung dalam operasi Madago Raya. Hal itu dilaksanakan sesuai perintah dari komando atas.
Ditambahkannya, anggota kelompok MIT Poso saat ini tersisa 11 orang, dengan peralatan satu pucuk senjata laras panjang jenis M16, 2 pucuk revolver dan bom lontong.
Baliho DPO tindak terorisme Poso yang terpasang di sejumlah titik wilayah Operasi Madago Raya di Provinsi Sulawesi Tengah. Foto: Deddy/PaluPoso