Keterbatasan Akses Internet, Guru Honorer di Sulteng Ini Rela Sambangi Muridnya

Konten Media Partner
23 April 2020 11:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang guru honorer di salah satu sekolah dasar di Palu mengajarkan siswanya belajar di rumah karena keterbatasan akses internet. Foto: Kristina Natalia/PaluPoso
zoom-in-whitePerbesar
Seorang guru honorer di salah satu sekolah dasar di Palu mengajarkan siswanya belajar di rumah karena keterbatasan akses internet. Foto: Kristina Natalia/PaluPoso
ADVERTISEMENT
Di tengah pandemi COVID-19 ini, tidak semua siswa bisa mengakses bahan ajar yang diberikan gurunya melalui online. Ada beberapa siswa yang terkendala dengan akses internet. Bahkan, tak sedikit di antara mereka sama sekali tak memiliki smartphone berbasis android karena masih duduk di bangku sekolah dasar.
ADVERTISEMENT
Mohammad Fatir misalnya, Siswa kelas 3 SD yang belajar di rumah karena kesulitan mengikuti proses pembelajaran melalui online menggunakan smartphone. Atas dasar inilah, Fatir begitu sapaan akrapnya menjalani belajar beda dari rekannya yang lainnya.
Kamis (23/4) pagi, Fatir tampak lengkap dengan buku bacaan, catatan dan alat tulis. Mengenakan kaos berwatna putih lengkap dengan masker, Fatir dituntun oleh seorang guru honor yang juga adalah wali kelasnya.
Anak laki-laki kelahiran 10 Oktober 2010 ini termasuk peserta didik yang kurang mampu di sekolahnya. Ia adalah salah satu murid yang mendapat perlakuan khusus oleh pihak sekolah karena keterbatasan dalam mengakses belajar online maupun belajar dari televisi.
Anak ketiga dari pasangan Edi (36) dan Nining (36) ini didatangi wali kelasnya, Ilvana Karolin Wundu untuk memberikan materi pembelajaran.
ADVERTISEMENT
“Sudah ada jadwal untuk Fatir dan beberapa murid lainnya yang kesulitan belajar online,” ujar Ilvana.
Ilvana mengatakan Fatir termasuk salah satu siswa yang berprestasi di sekolah dan punya keinginan belajar yang besar di kelas.
Keterbatasan mengakses internet jadi kendala besar Fatir. Bahkan, awal diterapkannya belajar melalui zoom meeting, anak bungsu dari tiga bersaudara ini sempat menangis karena tidak bisa belajar meskipun orangtuanya sudah mengupayakan untuk mengakses aplikasi tersebut.
“Kesulitan, sempat pinjam hp saudaranya, cuman memang saat dibuka aplikasi itu tidak bisa dibuka, orangtua juga sudah paham karena menggunakan Bahasa Inggris,” kata Ilvana.
Ilvana merupakan guru honor dan tinggal di indekost Jalan Garuda 2, Kelurahan Birobuli Utara, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu.
ADVERTISEMENT
Ia memilih menjadi guru di Kota Paku setelah menyelesaikan studinya di Bekasi.
Menurut Ilvana, penerapan belajar online saat ini tidak bisa diakses oleh peserta didik lain yang perekonomian terbatas. Apalagi di tengah pandemi COVID-19 ini, orangtua Fatir tidak lagi bekerja seperti biasanya.
Setelah diumumkan adanya warga Kota Palu yang terjangkit virus Corona, ayah Fatir yang bekerja di air minum kemasan kini dirumahkan.
“Sudah satu bulan papanya Fatir tidak kerja, makanya sulit rasanya kalau dalam keadaan seperti ini dan Fatir tidak bisa mengakses belajar online seperti temannya yang lain,” ujarnya.
Mohamad Fatir tampak serius dengan buku tulisnya dan didampingi guru honor yang juga adalah Wali Kelasnya, Ilvana Karolin Wundu. Foto: Kristina Natalia
Keluarga Fatir termasuk salah satu yang menjadi korban bencana pada 28 September 2018 lalu. Kediaman orangtua Fatir di Jalan Kelor, Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, mengalami rusak berat dan tidak bisa lagi ditinggali.
ADVERTISEMENT
Orangtua Fatir saat ini berjuang untuk mendapatkan dana bantuan bagi korban yang mengalami kerusakan di rumahnya.
Kini mereka sekeluarga numpang di rumah sang nenek di Jalan Karoya 1, Kelurahan Tatura Utara, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu.
“Setelah kejadian itu mereka tinggal di rumah neneknya Fatir dan kami orangtua kalau berkunjung dan mengontrol Fatir, yah kami ke rumahnya neneknya,” cerita Ilvana.
Selain didatangi langsung oleh wali murid, Ilvana, Fatir juga menerima pembelajaran langsung dari ibunya, Nining.
Jika tidak ada jadwal mengajar dari sekolah, Nining berusaha membuat soal- soal dari buku pelajaran Fatir. Soal itu diisi dan diperiksa langsung oleh Nining.
“Kalau tidak begitu nanti Fatir lupa pelajaran, dia juga semangat minta dibuatkan soal,” kata Nining.
ADVERTISEMENT
Diakuinya, Fatir mendapat perlakuan baik dari sekolah. Di tengah kesulitan mengakses internet dan belajar online, Fatir tetap bisa menerima ilmu pendidikan seperti biasanya.
Kontrol guru terus dilakukan untuk memastikan bahwa Fatir benar-benar tidak mengalami ketertinggalan.
“Kalau dibandingkan dengan kakaknya yang sekolah di tempat lain, yah jauh beda, saya sudah sms gurunya tapi tidak dijawab sampai sekarang, makanya anak saya lagi-lagi saya yang buatkan soal di rumah,” kata Nining.
Bagi Nining keterlibatan orangtua saat menentukan ilmu pengetahuan yang diserap anak di tengah COVID-19 ini. Jika menunggu keaktifan sekolah maka akan sulit, apalagi untuk mengakses belajar online Nining mengaku kesulitan.
“Kita orangtua mau tidak mau saat ini dituntut juga jadi gurunya supaya anak kita tetap belajar meskipun di rumah saja,” ujarnya.
Mohamad Fatir tampak serius dengan buku tulisnya dan didampingi guru honor yang juga adalah Wali Kelasnya, Ilvana Karolin Wundu. Foto: Kristina Natalia
ADVERTISEMENT