Ketua Komisi Bapak GKST Desak Presiden Jokowi Bubarkan Satgas Madago Raya

Konten Media Partner
12 Mei 2021 13:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Personel Brimob Polri melakukan penyisiran pada lokasi yang diduga menjadi lokasi persembunyian saat melakukan pengejaran terhadap terduga teroris di Kelurahan Mamboro, Palu Utara, Sulawesi Tengah, Sabtu (7/11).  Foto: Mohamad Hamzah/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Personel Brimob Polri melakukan penyisiran pada lokasi yang diduga menjadi lokasi persembunyian saat melakukan pengejaran terhadap terduga teroris di Kelurahan Mamboro, Palu Utara, Sulawesi Tengah, Sabtu (7/11). Foto: Mohamad Hamzah/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Komisi Bapak Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST), Frits Sam Purnama dengan tegas mengutuk pelaku pembunuhan 4 petani di Desa Kalimago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, yang diduga dilakukan oleh kelompok MIT Poso, pada Selasa (11/5) pagi.
ADVERTISEMENT
"Terkait dengan peristiwa biadab dan di luar nalar kemanusiaan tersebut kami menilai operasi pengejaran DPO teroris MIT yang dilakukan oleh Satgas Madago Raya di Poso dan Sulteng pada umumnya tidak berhasil dan gagal memberikan rasa aman bagi warga di Sulteng. Buktinya korban dari pihak warga Poso dan kabupaten lain di sekitarnya terus berjatuhan di wilayah operasi,” kata Frits Sam, Rabu (12/5).
Peristiwa pembantaian manusia seperti ini di wilayah Kabupaten Poso kata Frits Sam, tetap terjadi sejak awal tahun 2016, ketika beberapa warga Desa Tangkura, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, dibantai oleh kelompok DPO secara sadis. Dan kejadian serupa hingga saat ini terus berlangsung di wilayah operasi dan tak sanggup dituntaskan oleh aparat keamanan.
ADVERTISEMENT
"Kami mendesak agar Presiden Jokowi segera melakukan evaluasi terhadap kinerja Operasi tersebut karena selalu terjadi korban dari warga, sehingga operasi ini dinilai gagal dan lebih baik dibubarkan saja, sebab korban tetap berjatuhan sementara dana pengamanan terus bertambah," ujarnya.
Ketua Komisi Bapak Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST), Frits Sam Purnama. Foto: Istimewa
Lebih jauh kepala Inspektorat Kabupaten Morowali Utara tersebut mengaku merasa sangat kehilangan atas kasus pembantaian itu.
"Tiga dari 4 orang petani warga Lore Timur Poso yang jadi korban kebiadaban pelaku itu adalah anggota Komisi Bapak GKST Klasis Lore yang merupakan anggota saya. Mereka adalah warga yang tak berdosa yang sedang berusaha mengais rezeki di lahan pertanian mereka untuk menghidupi keluarga mereka namun akhirnya meregang nyawa. Hal ini secepatnya harus diprioritaskan pemerintah pusat untuk diselesaikan. Puluhan tahun negara dinilai kalah dengan DPO MIT Poso," kata mantan Kadis Pemuda dan Olahraga Kabupaten Poso itu.
ADVERTISEMENT
Sehubungan dengan peristiwa pembunuhan 4 warga Poso ini, ia mengimbau kepada Komisi Bapak Jemaat agar tetap menahan diri dan menyerahkan segala persoalan ini kepada Tuhan dan mempercayakan penyelesaiannya kepada pemerintah pusat serta aparat keamanan.
"Menghadapi peringatan kenaikan Isa Almasi besok, marilah kita bersama beribadah berbarengan dengan hari raya Idul Fitri 1442 H, dengan saling menghormati dalam perbedaan. Sebab berbeda itu bukan berarti bermusuhan, tetapi saling menghargai dalam bingkai toleransi dan bhineka tunggal ika," tutupnya. ** (Deddy)