WhatsApp Image 2021-01-04 at 02.31.45.jpeg

Kisah Anak di Palu, Ikut Ayah Jadi Ojol demi Biaya Pengobatan

4 Januari 2021 9:54 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Uskari (kiri) tukang Ojol di Palu dan anaknya bernama Dina (9). Foto: Rian/PaluPoso
zoom-in-whitePerbesar
Uskari (kiri) tukang Ojol di Palu dan anaknya bernama Dina (9). Foto: Rian/PaluPoso
ADVERTISEMENT
Saat ini peran dari transportasi online tak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Ojek online (Ojol) saat ini telah berkembang pesat di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sarana Ojol ini sangat gampang dijumpai oleh masyarakat. Karena hanya dengan mendownload aplikasi layanan Ojol kita bisa langsung mengaksesnya. Banyak hal yang bisa dilakukan mulai dari mengantarkan penumpang ke sebuah tempat serta bisa juga untuk mengantarkan makanan.
Meski demikian, dengan berbagai macam akses yang semakin mudah, tetap ada kisah-kisah dari Ojol yang menyentuh hati.
Salah satunya Uskari (46), yang berprofesi sebagai Ojol. Seorang bapak ini terpaksa membawa anaknya sehari-hari untuk bekerja sebagai Ojol.
Uskari menceritakan, akhir bulan November 2020, ia mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Soekarno Hatta, Kota Palu, sekitar pukul 02.00 WITA malam hari, ketika hendak pulang ke rumahnya.
"Saya pulang dari narik Ojol, Jalan Soekarno Hatta dekat bundaran, itu ada mobil Avanza silver dari belakang, pas saya mau belok kanan di kapsul dia datang dari kiri, laju sekali toh, dia sambar saya jadi saya terjatuh, dia (mobil) hanya berhenti sekejap baru lari lagi," kata Uskari saat didatangi di kediamannya Jalan Dupa Indah, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (3/1).
ADVERTISEMENT
Akibat kejadian itu, Uskari mengalami patah kaki yang cukup parah yang sampai saat ini belum sembuh total.
Dina (9) membantu ayahnya Uskari (Ojol Palu), mengambil orderan di salah satu kafe. Foto: Istimewa
Namun, sebagai tulang punggung keluarga, Uskari dituntut untuk memperoleh biaya hidup sehari-hari. Sehingga, ia harus kembali bekerja sebagai Ojol dengan membawa anak perempuannya bernama Dina (9), untuk membantunya mengambil dan mengantarkan orderan ke pelanggan.
Uskari hanya di motor menunggu anaknya itu menjemput atau mengantar orderan, karena ia belum mampu berjalan normal. Bekas jahitan yang memanjang di kakinya belum sembuh total.
"Setiap ada pesanan begitu dia (anaknya) yang masuk, saya di luar saja karena saya hanya antar pesanan saja," ujarnya.
Karena membawa anaknya, bapak ini keluar rumah bersama anaknya hanya mulai dari pukul 11.00 hingga pukul 21.00 WITA.
ADVERTISEMENT
"Dari jam 11 pagi sampai jam 9 malam, sebelumnya saya lama pulang tapi kan ini bawa anak. Biasanya saya dapat 70 sampai 80 ribu," ujarnya.
Sebelumnya, pria ini berprofesi sebagai penjual ayam petelur dan serabutan. Namun hal itu dianggap belum bisa mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Sehingga, ia beralih profesi sebagai Ojol.
Ternyata di tengah kondisi pandemi COVID-19 ini, mengandalkan mata pencarian sebagai penjemput dan pengantar orderan melalui Ojol semata, relative agak sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari ini.
“Pendapatan sehari-hari rata-rata Rp 50 ribu, belum untuk beli bensin, jadi biasanya bersih Rp 35 ribu dibawa pulang ke rumah,” ujarnya.
Namun ia tetap bersyukur masih bisa memperoleh pendapatan sehari-hari di tengah kesulitan ekonomi akibat pandemi COVID-19 ini.
ADVERTISEMENT
“Sebelum COVID-19, pendapatan sehari-hari dari Ojol sangat lumayan, mungkin masyarakat menahan uangnya untuk berbelanja,” kata Uskari.
Kini pria kelahiran Makassar itu yang telah berpisah (cerai) dengan istrinya sejak 6 tahun lalu, saat anak bungsunya masih berumur 2 tahunan, tinggal bersama ibu kandungnya di Jalan Dupa Indah, Layana, Kota Palu.
Donasi sekarang:
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten