Kisah Nadira, Balita Tunanetra di Huntara Donggala yang Hidup Tanpa Ibu

Konten Media Partner
26 November 2020 15:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nadira, Balita Tunanetra di Huntara Donggala. Foto: PaluPoso
zoom-in-whitePerbesar
Nadira, Balita Tunanetra di Huntara Donggala. Foto: PaluPoso
ADVERTISEMENT
Terhitung sudah lima bulan Nadira harus melangkah dengan mengandalkan indra peraba. Tepatnya, sejak Juli 2020, balita berusia 2 tahun 3 bulan ini diketahui mengalami kebutaan total. Di kedua matanya seperti ada daging tipis yang mulai menutupi retina matanya.
ADVERTISEMENT
“Awalnya tahu Nadira buta itu pas liat dia jalan tabrak-tabrak, dikasih kue dia tidak lihat juga,” kata Citra (38), perempuan Donggala yang kini mengasuh Nadira.
Nasib tragis dialami Nadira setelah Balita ini lahir pada 14 Agustus 2018. Hanya satu bulan saja ia merasakan hangatnya pelukan ibu kandungnya. Setelah itu, Nadira diasuh dan dirawat, Citra Dewi (38) dan Upick (32), pasangan suami istri warga Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.
Pasutri ini sekarang tinggal di bilik hunian sementara (huntara) di Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala.
Sementara ayah kandung Nadira tersandung kasus narkoba dan harus terpisah dengan Nadira sejak November 2018.
“Setelah bencana sampai sekarang kami masih tinggal di huntara karena rumah hancur kena tsunami,” cerita Citra.
ADVERTISEMENT
Citra adalah ibu rumah tangga yang memilih untuk merawat Nadira setelah ditinggal pergi ibu kandungnya. Keputusan ini sudah ia pertimbangkan dan bicarakan dengan suami dan anak-anaknya.
“Saya ambil (Nadira) dan sudah anggap seperti anak sendiri,” kata Citra.
Nadira, Balita Tunanetra di Huntara Donggala. Foto: PaluPoso
Ibu empat anak ini kini lebih ekstra menjaga Nadira. Sebab, daging tipis di kedua bola mata Nadira semakin tumbuh membesar dan menutupi retinanya.
Citra baru saja membawa Nadira ke dokter mata salah satu rumah sakit di Kota Palu. Keterbatasan biaya jadi kendala keluarga ini.
“BPJS Nadira belum ada, jadi saya kumpul uang dulu bawa ke dokter mata, beli obat dan vitamin untuk Nadira,” ujarnya.
Hidup di huntara pun bukan hal mudah bagi Citra yang mengandalkan pendapatan suami dari hasil melaut. Mengandalkan hasil melaut pun merupakan pilihan terakhir agar keluarga ini tetap bisa bertahan hidup. Apalagi pandemi COVID-19 dan badai La Nina mulai mengancam pendapatannya dari melaut.
ADVERTISEMENT
“Corona ini membuat pendapatan makin berkurang, apalagi ombak besar yah suamiku sebagai nelayan tidak pergi melaut,” katanya.
Nadira tergolong Balita yang kurang beruntung seperti anak yang seusianya. Beruntung ada keluarga yang mau menjaga Nadira meskipun di usia sekarang Nadira mengalami buta total.
Citra tidak tega melihat Nadira yang ia anggap sebagai anak kandungnya itu harus kesulitan beaktivitas. Ia pun berusaha memperoleh biaya operasi Nadira dan kontrol setelah operasi. Salah satunya melalui BPJS.
Sebab, pasutri ini juga bukan keluarga yang beruntung mendapat dana stimulan atau huntap pengganti bangunan rumah yang rusak akibat bencana 28 September 2018.
Citra Dewi (38), warga Donggala yang merawat Nadira, Balita Tunanetra. Foto: PaluPoso
Keluarga ini juga tidak termasuk keluarga yang mendapat bantuan lain dari pemerintah Kabupaten Donggala.
ADVERTISEMENT
“Kalau ada yang bantu Nadira alhamdulillah syukur sekali kami ini. Karena selama ini tidak ada kami dapat tambahan atau bantuan dari pemerintah. Rumah yang rusak kena bencana itu juga hanya rumah kontrakan,” kata Citra.
Sementara itu, salah satu Pendamping Anak di Kabupaten Donggala, Yeye mengatakan saat ini kondisi kesehatan Nadira relative sehat. Nadira juga bisa beraktivitas sepeti balita pada umumnya.
“Gangguan hanya ada di kedua matanya, makanya kalau berjalan atau makan sudah harus didampingi,” kata Yeyen.
Saat ini BPJS jadi kendala keluarga dan hal ini pernah dilaporkan ibu asuhnya, Citra ke Dinas Sosial untuk dimudahkan kepengurusan Kartu Indonesia Sehat (KIS) gratis.
“Katanya sudah tidak bisa lagi makanya mau dialihkan ke BPJS umum tapi terkendala biaya keluarga ini,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Yeye berharap ada bantuan dari pemerintah untuk Balita Nadira mengingat keterbatasan ekonomi keluarga yang tidak bisa melaksanakan operasi dengan cepat.
“Harapnya ada bantuan, minimal kemudahan untuk Balita Nadira bisa operasi. BPJSnya tidak ada ini,” kata Yeye.