Kota Palu Usulkan 8 Unit Alat Peringatan Dini Tsunami

Konten Media Partner
13 Maret 2019 19:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buoy, alat pendeteksi datangnya gelombang tsunami. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Buoy, alat pendeteksi datangnya gelombang tsunami. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Palu, Presley Tampubolon mengatakan, BPBD Palu telah mengusulkan kepada pemerintah pusat pengadaan 8 unit detektor sirine peringatan tsunami atau early warning system. Pengusulan alat tersebut menyikapi minimnya sarana detektor sirine peringatan tsunami di kota Palu, Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
“Ketersedian alat detektor peringatan Tsunami di kota Palu hanya satu unit saja. Pada rapat di pusat beberapa waktu lalu, kami telah mengusulkan penambahan delapan unit lagi untuk mengantisipasi kejadian bencana 28 September terulang kembali," kata Presley kepada PaluPoso, Rabu (13/3/2019).
Ia menjelaskan alasan pengusulan penambahan alat tersebut. Menurutnya, satu unit sirine peringatan tsunami, maksimal hanya mampu didengar oleh masyarakat dalam radius 3 kilometer saja. Itupun apabila suara bising kendaraan maupun aktifitas lainnya dalam keadaan tenang.
"Bila suara bising kendaraan maupun aktifitas lainnya relatif bising, maka suara sirine tersebut tidak akan terdengar oleh masyarakat yang bermukim di wilayah sejauh tiga kilometer dari detektor yang telah dipasang sebelumnya di Taman Gor Palu," terangnya.
ADVERTISEMENT
Sistim kapasitas elektrik dari detektor tersebut kata Presley, juga menjadi bahan pertimbangan. Dalam artian, alat tersebut memiliki kapabilitas terhadap ketergantungan pasokan listrik maupun dalam kondisi apapun.
"Seperti alat deteksi bisa berfungsi dengan maksimal tanpa adanya suplai listrik, serta tetap berfungsi dalam situasi apapun serta tergenang air. Rencananya, delapan detektor tersebut akan dialokasikan di dua wilayah kota Palu, yaitu sebelah barat dan timur, " ujarnya.
Genangan air di Pesisir Talise yang hancur akibat gempa bumi dan Tsunami, Palu, Sulawesi Tengah. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Selain itu katanya, BPBD Palu juga telah mengusulkan pengadaan Tide Gauge atau deteksi pasang surut air laut di kota Palu. Alat itu akan ditempatkan di sekitar pangkalan TNI AL Palu.
Untuk alokasi dana pengadaan alat detektor peringatan Tsunami, katanya, masih dalam pembahasan. "Sumber dananya masih dibicarakan hari ini bersama pihak JICA di kota Balikpapan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Penambahan beberapa unit alat, baik early warning system maupun tide gauge bertujuan untuk kesiapan mitigasi bencana di kota Palu.
Seperti peristiwa 28 September silam. Dalam teorinya, rentan waktu terjadinya Tsunami setelah gempa bumi terjadi sekira antara 25 hingga 30 menit. Serta mengarah hanya pada satu titik hantaman. Namun yang terjadi justru diluar dugaan. Hanya berselang 5 hingga 10 menit kemudian, ombak besar tersebut sudah menyapu pesisir pantai Teluk Palu dan sekitarnya. Selain itu, dampaknya terjadi di tiga belas kelurahan kota Palu.
Penulis: Firman (Kontributor)
Editor: Abidin