La Nina Disertai MJO, BMKG: Palu Waspada Banjir Pengulangan 25 Tahun

Konten Media Partner
19 Oktober 2020 18:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Koordinator Analisa dan Pengelola Data BMKG Bandar Udara Mutiara Sis Aljufrie Palu, Affan Nugraha Diharsya memperkirakan puncak fenomena La Nina di Sulteng akan terjadi pada Desember 2020 hingga Februari 2021. Foto: Kristina Natalia/PaluPoso
zoom-in-whitePerbesar
Koordinator Analisa dan Pengelola Data BMKG Bandar Udara Mutiara Sis Aljufrie Palu, Affan Nugraha Diharsya memperkirakan puncak fenomena La Nina di Sulteng akan terjadi pada Desember 2020 hingga Februari 2021. Foto: Kristina Natalia/PaluPoso
ADVERTISEMENT
BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) Bandar Udara Mutiara Sis Aljufrie Palu memprakirakan puncak fenomena La Nina di Sulawesi Tengah akan terjadi pada Desember 2020 hingga Februari 2021.
ADVERTISEMENT
Prakiraan terakhir pada 10 Oktober 2020, fenomena la nina masih ada dengan kekuatan level sedang.
“La nina ini merupakan dorongan masuknya udara dingin dari Samudera Pasifik masuk ke wilayah Indonesia. Setiap tahun la nina memiliki ciri khas dan untuk Indonesia hampir seluruh wilayah berdampak, termasuk beberapa wilayah di Asia Tenggara,” kata Koordinator Analisa dan Pengelola Data BMKG Bandar Udara Mutiara Sis Aljufrie Palu, Affan Nugraha Diharsya, kepada media ini, Senin (19/10).
Seperti yang diberitakan sebelumnya, la nina merupakan fenomena global yang berdampak pada curah hujan di wilayah yang dilewati.
Mengingat la nina datang pada saat musim hujan di Sulawesi Tengah maka curah hujan yang dimaksud adalah hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang dan petir.
ADVERTISEMENT
“Efek paling besar dua indikasi yakni banjir dan longsor,” katanya.
Banjir merendam empat kecamatan di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Foto: Istimewa
Yang dikuatirkan adalah pengulangan peristiwa banjir yang terjadi di Kota Palu pada 25 tahun. Daerah yang menjadi titik rawan di Kota Palu adalah Kecamatan Palu Barat yang beberapa wilayahnya memiliki aliran sungai.
Untuk wilayah lain tetap waspada mengingat sudah terjadi banjir-banjir kecil yang disebabkan luapan air drainase.
“La nina dan MJO datang di musim penghujan. Semogalah tidak terjadi pengulangan banjir 25 tahun itu,” kata Affan.
Dari hasil analisis terakhir BMKG pusat, fenomena la nina diprakirakan saat ini ada pada level sedang dan akan berakhir pada Mei 2021.
“Kalau di Sulteng baru dirasakan pada awal Oktober 2020 dan diprakirakan akan berakhir di bulan ke-2 tahun 2020,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Selain fenomena la nina, di Indonesia juga terjadi fenomena Madden Julian Oscillatiol (MJO). Fenomena ini bertemu dengan fenomena la nina.
“Kalau la nina dari arah timur, sedangkan MJO dari arah barat dan bertemu di Indonesia,” ujarnya.