Menengok Kokohnya Masjid Tertua di Sulteng yang Jadi Saksi Bisu 3 Tsunami

Konten Media Partner
28 Mei 2020 11:48 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tampak Masjid Al-Amin, masjid tertua di Sulteng. Foto: Kristina Natalia/PaluPoso
zoom-in-whitePerbesar
Tampak Masjid Al-Amin, masjid tertua di Sulteng. Foto: Kristina Natalia/PaluPoso
ADVERTISEMENT
Sejak dibangun pada 114 tahun silam, kini kondisi Masjid Al-Amin masih kokoh dengan keadaan sekitar yang masih nampak puing-puing bangunan pasca diterjang tsunami pada 28 September 2018 lalu.
ADVERTISEMENT
Masjid Al-Amin adalah masjid tertua yang berlokasi di Jalan Agul Al-Mahdali, Desa Wani, Kecamatan Tantopea, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.
Masjid yang dibangun dengan sentuhan arsitek Arab, Melayu dan Tionghoa ini sudah tiga kali menjadi saksi bisu bencana alam gempa dan tsunami yang terjadi di Desa Wani kala itu.
Meskipun tiga kali dihantam tsunami, tampak masjid yang masuk dalam cagar budaya sejak 2010 itu masih kokoh dan dipercaya warga sekitar sebagai salah satu masjid yang memberikan ketenangan bagi pengunjungnya.
Hal ini diungkapkan pengurus Masjid Al-Amin, Tahir Syarif Al-Mahdali. Sejak berusia 6 tahun, pria berusia 60 tahun ini sering diajak sang ayah ke Masjid-Al Amin.
Suasana dalam Masjid Al-Amin, masjid tertua di Sulteng. Foto: Kristina Natalia/PaluPoso
Ia juga sering membantu sang ayah yang setiap hari datang ke Masjid Al-Amin untuk membersihkan, hingga pada akhirnya ia diberi amanat dari sang ayah untuk melanjutkan kepengurusan Masjid Al-Amin.
ADVERTISEMENT
“Kata Abah kalau bukan saya ya siapa lagi dan memang terbukti tidak ada yang mau mengurus masjid ini, makanya saya melanjutkan sesuai amanat abahku,” kata Tahir.
Meskipun tampak kokoh dan masih berfungsi layaknya masjid lainnya, Tahir mengatakan kini kondisi Masjid Al-Amin sudah mulai rusak.
Hingga sekarang pasca tsunami 28 September 2018 itu, Masjid Al-Amin tak kunjung mendapat perhatian dari pemerintah. Perbaikan kecil-kecilan dilakukan Tahir atas bantuan yayasan lain.
"Ini atapnya bocor, kalau hujan pasti air masuk semua dalam masjid. Ini baru-baru kita cat dan perbaiki sedikit-sedikit dari bantuan yayasan lain,” katanya.
Tampak depan Masjid Al-Amin, masjid tertua di Sulteng. Foto: Kristina Natalia/PaluPoso
Sejak dibangun pada 1906, masjid yang menjadi salah satu wisata religi ini sudah dua kali dilakukan perbaikan namun tidak mengubah gaya masjid yang dibangun dengan nuansa Arab, Melayu dan Tionghoa.
ADVERTISEMENT
"Bangunan pertama itu atapnya bukan seng seperti sekarang ini tapi daun. Karena sudah rusak akhirnya diganti tetapi kalau bentuk dan modelnya tetap seperti ini dari dulu,” ujarnya.
Masjid ini menjadi salah satu kebanggaan warga di Desa Wani dan sering dikunjungi oleh wisatawan. Sayangnya sudah beberapa bulan belakangan ini, pengunjung sepi akibat wabah virus corona.
“Meskipun begitu warga sekitar tetap datang salat di sini,” katanya.
Tahir berharap pemerintah bisa memperhatikan Masjid Al-Amin sebagai masjid tertua di Kabupaten Donggala.
"Kalau ada perhatian pemerintah dan bantuan bisa kita perbaiki yang rusak-rusak akibat tsunami lalu,” ujarnya.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!
ADVERTISEMENT