Nasib Pilu Warga Sigi yang Jadi Langganan Banjir Bandang

Konten Media Partner
18 Mei 2020 11:22 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi terkini. Tampak seorang warga kesulitan berjalan karena lumpur yang menggenangi pemukiman penduduk pasca banjir bandang terjadi di Desa Poi, Sigi, pada Jumat (15/5).
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi terkini. Tampak seorang warga kesulitan berjalan karena lumpur yang menggenangi pemukiman penduduk pasca banjir bandang terjadi di Desa Poi, Sigi, pada Jumat (15/5).
ADVERTISEMENT
Pagi itu tampak beberapa ibu rumah tangga dibantu anggota keluarganya menyusun perabotan dapur seperti piring, baskon, panci yang dipenuhi lumpur. Perabotan dapur tersebut diletakkan di atas tanah yang berlumpur. Tak ada pilihan lain karena seluruh permukaan di sekelilingnya dipenuhi lumpur sisa genangan banjir bandang.
ADVERTISEMENT
Dengan berpakaian kotor dan penuh lumpur, satu persatu barang-barang itu mereka pindahkan dari dalam lemari yang sempat terbawa banjir bercampur lumpur.
Begitulah aktivitas warga di Desa Poi, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, Senin (18/5), memulai harinya pasca dilanda banjir bandang.
Sebanyak 197 jiwa di Desa Poi menjadi korban bencana banjir bandang yang terjadi pada Jumat (15/5). Banjir menghantam Dusun 2 dan 3 di Desa Poi sekitar pukul 21.00 WITA setelah hujan lebat mengguyur wilayah tersebut.
Air bercampur material pasir dan batu dari atas bukit menerjang permukiman penduduk sehingga memporak-porandakan 49 rumah yang ditinggali 49 KK, perkebunan warga, bahkan akses jalan sempat putus.
Sungguh miris, di tengah pandemi COVID-19 warga di Desa Poi juga dilanda bencana banjir bandang. Sehingga, mereka harus rela kehilangan harta bendanya, termasuk rumah yang selama ini ditempatinya karena rusak dihantam banjir bandang.
Kondisi terkini. Beberapa warga tampak mengumpulkan barang-barang yang bisa diselamatkan dari lumpur pasca banjir bandang yang terjadi di Desa Poi, Kabupaten Sigi, Sulteng, Jumat (15/5). Foto: Kristina Natalia/PaluPoso
Sepertinya Ramadhan tahun ini, warga di Desa Poi harus lebih sabar dan ikhlas atas semua cobaan ini.
ADVERTISEMENT
“Mau bagaimana lagi, yang penting selamat kita sudah bersyukur,” kata Nurina (60), salah seorang warga yang terdampak bencana banjir bandang.
Ibu rumah tangga ini menganggap banjir disertai genangan lumpur bandang adalah hal yang biasa. Sudah tak terhitung lagi ibu rumah tangga ini mengalami musibah banjir bandang. Setiap hujan lebat mengguyur Desa Poi dan sekitarnya, wilayah ini dipastikan akan digenangi air bercampur material lumpur. Namun kali ini yang membuat ibu rumah tanggai ini sangat bersedih ketika ia melihat rumahnya tak bisa lagi ditempati.
“Saya tidak ada di rumah waktu banjir, ini kita selamatkan barang-barang yang masih ada karena kalau berharap rumah ya sudah tidak bisa ditinggali,” ujar Nurlina.
Kekhawatiran akan kehilangan tempat tinggal sering menghantui pikirannya. Dan, kali ini terbukti ketika banjir bandang kembali menghantam Desa Poi.
ADVERTISEMENT
“Pasrah sudah kita, mau diapa lagi. Sekarang berharap bantuan dari pemerintah,” kata Nurina.
Kondisi terkini. Tampak beberapa warga kesulitan berjalan di tengah lumpur pasca banjir bandang terjadi di Desa Poi, Kabupaten Sigi, Jumat (15/5). Foto: Kristina Natalia/PaluPoso
Korban Banjir
Berdasarkan data dari Kepala Dusun 3 Desa Poi, Erwin Hamid, ada 197 jiwa yang menjadi korban banjir bandang. 49 rumah yang ditinggali 49 KK dipastikan tidak bisa lagi ditinggali karena mengalami rusak parah karena terendam lumpur bercampur material batu.
“Sekarang 28 KK di dusun 3 diungsikan di hunian sementara dan 21 KK saat ini mengungsi di rumah keluarga masing-masing di daerah yang lebih aman,” ujar Erwin.
Untuk Dusun 3 kata Erwin, dari 197 jiwa terdapat 8 lansia, 15 balita dan 2 ibu hamil.
Sementara untuk kebutuhan mendesak saat ini adalah air bersih, kebutuhan pokok dan kebutuhan untuk balita.
ADVERTISEMENT
“Sejauh ini sudah ada bantuan seperti tikar, gelas, piring dan beras,” kata Erwin.
Dua orang anak berjalan di tengah lumpur banjir di Desa Poi, Kabupaten Sigi, Sulteng. Foto: Kristina Natalia/PaluPoso
Kerugian Gagal Panen dan Ternak Mati
Selain merusak rumah-rumah penduduk, banjir bandang juga merusak perkebunan warga.
Menurut Erwin, pihaknya belum memperoleh data pasti luas lokasi perkebunan warga yang dihantam banjir bandang. Namun dipastikan tanaman warga akan mengalami gagal panen.
“Perkebunan pisang, coklat, jagung dan kelapa untuk sekarang tidak bisa diharapkan lagi hasilnya karena sudah disapu banjir,” ujarnya.
Dampak lainnya kata Erwin, ternak warga banyak yang mati dan hilang karena hanyut terbawa banjir bandang.
“Kambing ada 11 ekor dan tidak terhitung ternak lainnya karena belum terdata seluruhnya,” kata Erwin.
Ternak peliharaan warga yang terjebak banjir saat di evakuasi oleh warga di Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Sulteng (29/4/2019). Foto: Istimewa
Desa Poi di Dusun Dua dan Tiga Langganan Banjir
ADVERTISEMENT
Hujan masih mengguyur Desa Poi sehingga dipastikan saat tidak ada lagi warga yang berada di dusun terdampak banjir.
Hal ini ternyata sudah dilakukan warga di Desa Poi khususnya di dusun yang rawan banjir. Menurut Erwin, biasanya warga akan pergi mengungsi ketika hujan lebat mulai mengguyur di Desa Poi.
“Banjir datang waktu Jumat malam itu, kami sudah imbau warga agar mengungsi dan semua warga mengungsi, makanya tidak ada korban jiwa. Pokoknya kalau sudah gelap dan hujan. Dari tahun-tahun sebelumnya yah pasti mengungsi sudah,” ujarnya.
Banjir kali ini menurut Erwin adalah banjir terbesar selama ia tinggal di Desa Poi kurang lebih tujuh tahun.
Memang jika hujan lebat mengguyur wilayah di sekitar Desa Poi, maka sudah bisa dipastikan dusun yang ditempatinya akan dilanda banjir. Namun banjir sebelumnya tidak separah banjir kali ini.
ADVERTISEMENT
Diduga banjir bandang kali ini disebabkan karena longsor patahan di gunung akibat gempa pada 28 September 2018 lalu.
Banjir di sertai lumpur yang menerjang Desa Poi, Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi, Sulteng, Minggu (8/12/2019) dinihari. Foto: Istimewa
Warga Diungsikan hingga Cuaca Kembali Stabil
Curah hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Desa Poi dan sekitarnya dikuatirkan akan terjadi banjir bandang susulan. Sehingga, Kepala Dusun 3, Erwin Hamid tidak mengizinkan warganya berada di lokasi banjir saat hujan mengguyur wilayah itu.
Keadaan saat ini kata Erwin masih mengancam warga sehingga untuk sementara warga diungsikan di huntara dan daerah-daerah yang dianggap aman.
“Kita cari aman dan keselamatan warga dulu,” ujarnya.
Untuk saat ini beberapa Ketua RT yang terdampak bencana pun tidak menyarankan warganya untuk berada di lokasi banjir pada waktu hujan, terutama pada malam hari.
ADVERTISEMENT
Hal ini dilakukan Ketua RT 4 di Dusun 2, Kisman.
Menurut Kisman, demi keamanan, warga tidak diperbolehkan untuk sementara berada di lokasi banjir.
“Saya tidak izinkan karena cuaca belum stabil,” kata Kisman.
Kondisi terkini warga korban banjir bandang di pengungsian di huntara Desa Poi, Kabupaten Sigi. Foto: Kristina Natalia
Pemerintah Diminta Merelokasi Warga
Permintaan untuk relokasi ke wilayah yang lebih aman sudah disuarakan warga di Desa Poi dusun dua dan tiga yang menjadi daerah langganan banjir.
Kebanyakan dari mereka ingin segera direlokasi oleh pemerintah karena kuatir jika terjadi banjir bandang berikutnya.
“Kalau warga saya, yah minta direlokasi karena rawan banjir begini,” kata Ketua RT 4 Dusun 2, Kisman.
Permintaan itu kata Kisman sempat direspon pemerintah. Sayangnya, hingga saat ini belum ada tanda-tanda permintaan warga tersebut akan segera direalisasikan.
ADVERTISEMENT
“Kita menunggu saja, yang jelas keinginan kami direlokasi,” ujarnya.
Banjir di sertai lumpur yang menerjang Desa Poi, Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi, Sulteng, Minggu (8/12/2019) dinihari. Foto: Istimewa