Noor Wachida Tombolotutu: Pentingnya Cegah Anak Menikah di Usia Dini

Konten Media Partner
9 September 2021 20:25 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua TP-PKK Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah (Sulteng), Hj Noor Wachida Prihartini S Tombolotutu. Foto: Diskominfo Parimo
zoom-in-whitePerbesar
Ketua TP-PKK Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah (Sulteng), Hj Noor Wachida Prihartini S Tombolotutu. Foto: Diskominfo Parimo
ADVERTISEMENT
Ketua TP-PKK Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah (Sulteng), yang juga ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Parigi Moutong Hj Noor Wachida Prihartini S Tombolotutu bicara soal stunting, utamanya mengenai pentingnya pola asuh anak dan remaja.
ADVERTISEMENT
Kegiatan bertajuk dialog yang disiarkan secara langsung (live) oleh salah satu radio di wilayah itu, Senin (7/9), juga menghadirkan pembicara Kepala Bappelitbangda Parimo Irwan, Kepala BPBD Parimo Idran, Kepala Dinas Kesehatan Elen Ludya Nelwan dan Kepala Dinas PUPRP Parimo Azis Tombolotutu.
Ketua TP-PKK Parimo Noor Wachida, Kamis (9/9), mengatakan, sebelum pandemi COVID-19 melanda, ia bersama tim kelompok kerja (Pokja) Parimo terjun langsung ke sejumlah desa untuk melakukan penyuluhan terkait penanganan stunting. Bahkan, hingga pandemi COVID-19, sosialisasi pencegahan stunting terus digencarkan dengan menerapkan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat.
Menurutnya, ia telah membagi Pokja berdasarkan bidang kerja masing-masing terdiri dari Pokja I, Pokja II, Pokja III dan Pokja IV.
Untuk penyuluhan Pokja I katanya, keterkaitannya sangat tinggi sekali karena di dalamnya melakukan penyuluhan simulasi pola asuh anak dan remaja.
ADVERTISEMENT
Untuk Pokja II, penyuluhan Bina Warga Balita (BKB) bagaimana bisa menjadi orang tua hebat.
Suasana dialog soal stunting di wilayah Kabupaten Parigi Moutong, Kamis (9/9). Foto: Diskominfo Parimo
"Saya jelaskan, untuk penyuluhan pola asuh anak dan remaja, tentunya melibatkan para orang tua. PKK bukan hanya datang penyuluhan akan tetapi semuanya kita siapkan, bahkan kita sudah menjadi panitianya. Dengan adanya pandemi, kita melaksanakan kegiatan ini sudah dengan social distancing. Ibu-ibu pengurus tim PKK sudah menghubungi kepala desa, menghubungi para PKK Kecamatan dan desa menyiapkan masyarakatnya mengikuti penyuluhan terutama yang masuk dalam stunting. Tentunya kita pandu dengan protokol kesehatan," katanya.
Untuk bina keluarga kata Noor Wachida, ia selalu menyampaikan kepada masyarakat bagaimana pentingnya orang tua untuk membina keluarga, tentunya melibatkan tokoh masyarakat. Menurutnya, banyak anak-anak usia masih di bawah umur sudah menikah. Padahal katanya, belum boleh menikah.
ADVERTISEMENT
"Mari kita bekerja sama dalam penanganan stunting terutama Kementerian Agama, tokoh masyarakat bisa mengedukasi kepada masyarakat pentingnya pola asuh anak dan remaja utamanya anak masih di bawah umur tidak cepat-cepat menikah," ujarnya.
Menurut Noor Wachida, terkadang masih ada anak di bawah umur dipaksa orang tuanya untuk menikah. Melihat masih adanya kasus tersebut, sehingga ia kebetulan juga selaku Ketua P2TP2A Parigi Moutong mengambil tindakan membuat komitmen bersama dengan para KUA se- Kabupaten Parigi Moutong, dengan tujuan jika ada anak menikah di usia muda di bawah 19 tahun maka harus dihalangi atau tidak dibolehkan menikah, dengan tujuan jangan sampai berisiko pada anak tersebut.
"Untuk menurunkan angka Stunting tentunya ini sangat penting sekali, karena pada saat mereka belum cukup umur sudah hamil sedangkan tubuhnya sendiri masih akan berkembang maka inilah menyebabkan bayinya itu nanti menjadi stunting atau tidak tumbuh secara normal karena masih berebut antara ibu dan bayinya," ujarnya.
ADVERTISEMENT