Paramita, Korban Gempa Palu yang Lumpuh Dapat Bantuan Motor dan Lahan Rumah

Konten Media Partner
6 Juli 2020 11:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yayasan Clerry Cleffy Institute (CCI) memberikan bantuan satu unit motor kepada keluarga Paramita, korban gempa Palu yang lumpuh, pada Minggu (5/7). Foto: Kristina Natalia/PaluPoso
zoom-in-whitePerbesar
Yayasan Clerry Cleffy Institute (CCI) memberikan bantuan satu unit motor kepada keluarga Paramita, korban gempa Palu yang lumpuh, pada Minggu (5/7). Foto: Kristina Natalia/PaluPoso
ADVERTISEMENT
Pemberitaan PaluPoso tentang kisah buruh bangunan merawat Paramita yang lumpuh di Palu, mengundang banyak simpatisan.
ADVERTISEMENT
Sejumlah bantuan pun turut disalurkan ke keluarga Paramita (29), seorang ibu rumah tangga yang menjadi korban bencana gempa pada 28 September 2018.
Bantuan pertama itu datang dari sejumlah warga yang tergabung dan WhatsApp Group (WAG) dengan nama Aktivis Indonesia Bersatu. Mereka terpanggil untuk turut membantu keluarga Paramita.
Salah satu Inisiator dan member WAG Aktivis Indonesia Bersatu, Natsir Said, mengatakan, ini adalah inisiatif dari anggota WAG untuk meringankan beban Ibu Paramita dan keluarganya.
Katanya, sudah ada yang wakafkan tanah sehingga tinggal didirikan bangunannya.
Lokasi tanah wakaf itu berada di Jalan Dayodara, Kelurahan Talise, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Lahan itu seluas 5×17 meter, milik Eddi Wijono Said atau yang dikenal Mas Bejo yang juga salah seorang member group. Di atas tanah itu nantinya akan di bangun rumah untuk Ibu Paramita dan keluarganya.
ADVERTISEMENT
“Sekarang lagi proses untuk pembuatan sertifikat langsung atas nama Ibu Paramita,” kata Natsir.
Selanjutnya disusul oleh Pendiri dan Direktur Yayasan Clerry Cleffy Institute (CCI), Dwi Prihandini, dengan memberikan bantuan dana sebesar Rp 5 juta. Tidak sampai disitu saja, CCI kemudian kembali menyumbangkan satu unit sepeda motor merek Honda F1 Revo Fit.
“Alhamdulillah saya bersyukur bisa dapat motor buat antar anak saya dan istri untuk berobat. Motor ini juga akan saya gunakan untuk bekerja,” kata Gafur saat menerima bantuan satu unit motor tersebut, pada Minggu (5/7) sore.
Gafur mengatakan, jika sepeda motor yang diberikan kepadanya itu adalah kendaraan pribadi pertamanya selama ia hidup. Ia mengaku kendaraan jadi kendalanya untuk mengurus keperluan keluarga.
ADVERTISEMENT
“Biasa jalan kaki, tapi kalau jaraknya jauh dan penting saya pinjam motor tetangga,” cerita Gafur.
Rasa syukur pun diucapkan Paramita. Ia tidak menyangka jika akan diberikan sebuah sepeda motor untuk membantu keluarganya.
Kerinduan untuk memiliki kendaraan pribadi memang pernah diucapkan Paramita. Mengingat setiap hari sang suami hanya mengandalkan kedua kakinya untuk pergi bekerja dan mengurus keperluan lainnya termasuk berobat.
“Alhamdulillah kami berterima kasih karena sudah membantu keluarga kami,” ujar Paramita.
Pendiri Clerry Cleffy Institute, Dwi Prihandiri, mengatakan, bantuan ini sebagai bentuk keprihatinan dan simpatinya terhadap keluarga Paramita yang telah melalui masa-masa sulit selama hampir dua tahun pascabencana Palu.
Menurutnya, lembaga nirlaba dan mandiri yang ia dirikan tersebut merupakan salah satu lembaga kemanusiaan dengan salah satu tujuannya untuk mengenang almarhum suaminya. CCI melayani dengan basis psikologi dan kemanusiaan.
ADVERTISEMENT
“Bantuan ini saya berikan untuk membantu meringankan beban keluarga Paramita. Saya berharap bantuan itu dapat bermanfaat bagi mereka,” ujarnya.
Dana yang diberikan pun dimanfaatkan Gafur dan Paramita untuk memenuhi kebutuhan ke dua anaknya yang sebentar lagi duduk di bangku sekolah dasar.
Seragam sekolah dan peralatan belajar sudah dibelikan Gafur agar ke dua anaknya punya semangat untuk bersekolah.
“Sudah kami daftar di sekolah SD yang dekat, uang yang dikasih kami pakai beli kebutuhan sekolah anak kami biar mereka punya semangat belajar,” kata Gafur.