Pascabom Bunuh Diri Makassar, TNI Polri Gelar Pertemuan Lintas Agama di Banggai

Konten Media Partner
29 Maret 2021 15:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kepolisian melakukan pemeriksaan di sekitar sisa-sisa ledakan dugaan bom bunuh diri di depan Gereja Katolik Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3). Foto: Abriawan Abhe/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kepolisian melakukan pemeriksaan di sekitar sisa-sisa ledakan dugaan bom bunuh diri di depan Gereja Katolik Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3). Foto: Abriawan Abhe/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Pasca-peristiwa bom bunuh diri di depan gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengundang keprihatinan semua pihak, termasuk di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah (Sulteng).
ADVERTISEMENT
Kapolres Banggai AKBP Satria Adrie Vibrianto, langsung menggagas pertemuan dengan mengundang sejumlah tokoh lintas agama guna menggelar pertemuan di Mapolres Banggai, Senin (29/3).
Hadir dalam kegiatan itu, Dandim 1308 Luwuk Banggai, Wakil Bupati Mustar Labolo, Ketua MUI, Ketua FKBU, Ketua PHBI, Ketua Sinode GKBL dan para pejabat utama serta Kapolsek jajaran Polres Banggai.
Pertemuan tersebut dalam rangka membahas upaya-upaya ke depan dalam mengantisipasi paham radikalisme, terorisme, dan intoleransi di Kabupaten Banggai.
Dalam penyampaiannya, AKBP Satria mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik, serta menyerahkan sepenuhnya proses hukum ke pihak kepolisian.
Pasca-peristiwa bom di gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, sejumlah tokoh lintas agama guna menggelar pertemuan di Mapolres Banggai, Sulteng, Senin (29/3). Foto: Istimewa
“Peristiwa di Makassar yang terjadi kemarin sangat memprihatinkan, tapi jangan membuat kita resah. Mekanisme pengamanan dan penyelidikan sedang berjalan supaya bisa mengungkap sejelas-jelasnya siapa aktor di balik aksi teror itu,” kata AKBP Satria.
ADVERTISEMENT
Ia menegaskan, aksi teror di Makassar pada Minggu pagi (28/3), pukul 10.20 WITA itu, bukan ajaran agama tertentu tetapi oknum-oknum yang terpapar paham sesat yaitu paham radikalisme, terorisme, dan intoleran.
“Saya juga minta monitor dunia maya karena kadang tidak terkendali. Kuatkan warga bahwa kerukunan, toleransi adalah kekuatan kita, tidak boleh ada paham-paham radikalisme dan terorisme,” katanya.
Selain itu, ia mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk saling menjaga kerukunan atau pun toleransi antarumat beragama dan tidak mudah terprovokasi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Dan kami TNI-Polri di Kabupaten Banggai akan selalu menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat agar tetap kondusif,” ujarnya.