Peduli Bencana Sulteng, Musisi Tanah Air yang Bangun Masjid di Palu

Konten Media Partner
10 September 2019 17:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Dompet Dhuafa unit Palu, Ustad Citrawan memberikan santunan kepada anak yatim, Selasa (10/9). Foto: Ikram/PaluPoso
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dompet Dhuafa unit Palu, Ustad Citrawan memberikan santunan kepada anak yatim, Selasa (10/9). Foto: Ikram/PaluPoso
ADVERTISEMENT
Gempa, tsunami dan likuefaksi, yang melanda Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala), tak hanya menelan korban jiwa dan luka-luka, sarana prasarana serta hunian masyarakat turut hancur. Sejumlah masjid sebagai pusat ibadah dan pengembangan peradaban masyarakat, juga turut terdampak.
ADVERTISEMENT
Menyikapi kondisi tersebut, salah satu bentuk keprihatinan hadir dari kaum millenial di negeri ini dan menggugah musisi tanah air turut berbuat bagi sesama.
Kali ini ada V1MAST dan Enau bersinergi dengan Dompet Dhuafa, mengajak generasi millenial bersama-sama membangun kembali masjid yang rusak. Tercatat sebanyak 40 persen masjid mengalami rusak berat.
Direktur Dakwah Layanan Masyarakat Dompet Dhuafa, Ahmad Shonhaji, melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan kembali masjid di kawasan Pondok Tahfidz Quran As Syakuur, berada di Jalan Lagarutu II, Kelurahan Tanamodindi, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (10/9).
Selain peletakan pembangunan masjid, juga dilakukan pemberian santunan berupa peralatan sekolah kepada 100 anak yatim.
Ahmad Shonhaji pada kesempatan tersebut menyampaikan rasa syukur atas sinergi dari insan milenial untuk membangun kembali rumah-rumah Allah yang rusak karena bencana.
ADVERTISEMENT
"Ini sebuah bukti nyata bahwa generasi muda memiliki kepedulian tinggi dan bersinergi untuk kebaikan," katanya.
Alhamdulillah, kata dia, Ponpes As Syakuur, menjadi salah satu bukti nyata peran generasi millenial untuk membangun masjid yang rusak karena bencana. Semoga kebaikan dalam program Millenial bangun Masjid terus bergulir, menghimpun kebaikan dalam membangun lebih banyak lagi rumah Allah SWT.
"Bismillah, masjid ini menjadi titik awal untuk kepeduliaan dan kebaikan-kebaikan selanjutnya," ujarnya.
Salahsatu punggawa V1Mast, Viza K. Mahasa, merasa terharu dan mengaku tidak bisa bisa menjelaskan dengan kata-kata atas perkembangan program ini. Bahkan, katanya, sudah sampai di tahap peletakan batu pertama. “Masyaa Allah, yang awalnya hanya dari lagu yang V1MAST tulis,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
" Ini bukti nyata kalau millenial bersatu dan hal baik bisa terjadi. Masjid ini juga akan jadi 'Membaca Pertanda' menanam benih muda mencapai surga, dan untuk saya personal, bisa jadi contoh untuk keturunan kelak," tambahnya.
Untuk diketahui, saat ini V1MAST sedang menjalani tur dan konser di dua benua untuk memperkenalkan musik Indonesia di Australia dan Eropa.
Viza mengaku tergugah setelah menghadiri acara Jakarta Humanity Festival Dompet Dhuafa di Loop Station, Bulungan, awal tahun lalu.
Kesedihan Viza akan hasil dokumentasi di lapangan yang diambil oleh tim Dompet Dhuafa menginspirasi lahirnya lagu “Membaca Petanda” yang dinyanyikan bersama Enau.
Program Millenial bangun Masjid dalam perencanaannya akan bergulir hingga akhir Desember 2019.
ADVERTISEMENT
Masjid-masjid yang menjadi prioritas target program tersebut adalah masjid yang biasanya dipakai untuk salat Jumat, pengajian-pengajian, dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya dengan potensi jamaah yang banyak, namun sekarang rusak dan tidak dapat digunakan.
Ia menambahkan, melalui lagu, V1mast bersama Enau ingin menyuarakan bahwa Allah SWT telah memberikan banyak pertanda di dalam Alquran, namun manusianya saja yang tidak peka. V1mast beserta Enau berkolaborasi dengan Dompet Dhuafa untuk menyuarakan gerakan #MilenialBangunMasjid. Harapannya, gerakan ini dapat menghidupkan kembali semangat gotong royong kaum milenial.
Selain itu, dalam sinergi kebaikan ini diharapkan dapat meningkatkan kecintaan terhadap Indonesia di kalangan anak muda dan terus menumbuhkan jiwa sosial milenial Indonesia.
“Dengan dibangunnya kembali masjid di daerah pascabencana, dapat menjadikan landmark baru yang kaya budaya, sekaligus memberikan pengalaman wisata religi di kawasan terdampak bencana, seusai peristiwa tersebut berlalu,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Reporter: Ikram