Pembunuhan di Sigi, Sulteng, Diduga Balas Dendam Kelompok Teroris Ali Kalora

Konten Media Partner
29 November 2020 13:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu rumah warga di Desa Lembontongoa, Sigi, Sulteng, yang dibakar oleh kelompok teroris MIT Poso. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu rumah warga di Desa Lembontongoa, Sigi, Sulteng, yang dibakar oleh kelompok teroris MIT Poso. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Ada dugaan balas dendam yang dilakukan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso pascapenembakan dua anggota kelompoknya yang tewas di Desa Bolano Barat, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
“Tempo hari kita melakukan tindakan tegas yang menyebabkan dua DPO meninggal dunia yaitu bagian dari pada mainset untuk melakukan pembalasan,” kata Kapolda Sulteng, Irjen Pol Abdul Rakhman Baso, Minggu (29/11).
Menurut Rakhman, ada kemungkinan pembunuhan yang dilakukan oleh DPO anggota kelompok MIT Poso, pimpinan Ali Kalora ini juga disebabkan ketidakmauan warga membantu kelompok MIT Poso dalam memenuhi kebutuhannya.
“Minta tolong belikan apa kemudian warga itu tidak mau dan melaporkan ke aparat, itu juga bisa dendam,” katanya.
Kapolda Sulteng Irjen Pol Abdul Rakhman Baso (tengah) didampingi Wakapolda Sulteng (kanan) dan Danrem 132 Tadulako (kiri) saat melakukan konferensi pers terkait kasus penyerangan warga di Desa Lembantongoa, Kabupaten Sigi, Sulteng, Minggu (29/11). Foto: Tim PaluPoso
Sesuai hasil informasi yang didapatkan, persenjataan kekuatan DPO kelompok MIT Poso saat ini yakni satu pucuk senjata laras panjang jenis M16 dan satu pucuk pistol.
“Itu yang kita update sampai hari ini,” ujarnya.
Dia menambahkan, saat ini DPO kelompok MIT Poso terdesak karena operasi Tinombala yang terus dilakukan sehingga kelompok ini mencari tempat dan berada di Kabupaten Sigi.
ADVERTISEMENT
“Untuk DPO tersisa 11 orang lagi yang sedang diburu,” katanya.
Rakhman berharap warga tidak terprovokasi dengan informasi-informasi yang dapat menyebabkan perpecahan kesatuan melalui gambar yang tidak sesuai dengan TKP.
“Apalagi ini mau Pilkada,” katanya.