Pemda Morowali Izinkan Salat Id di Lapangan

Konten Media Partner
11 Mei 2021 16:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelaksanaan salat Idul Adha 1441 Hijriah di Lapangan Vatulemo, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (31/7/2020). Foto: Imron/PaluPoso
zoom-in-whitePerbesar
Pelaksanaan salat Idul Adha 1441 Hijriah di Lapangan Vatulemo, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (31/7/2020). Foto: Imron/PaluPoso
ADVERTISEMENT
Bupati Kabupaten Morowali, Taslim, Senin (10/5), mengeluarkan Surat Edaran Nomor 188.5/0614/Kesra/V/2021 tentang Penentuan Tempat Pelaksanaan Salat Idul Fitri 1442H/2021 M di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng).
ADVERTISEMENT
Surat Edaran tersebut dibuat menindaklanjuti Surat Edaran Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 07 Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Salat Idul Fitri Tahun 1442H/2021M di saat pandemi COVID-19.
Adapun Surat Edaran tersebut memuat lima poin. Pertama, pelaksanaan salat Idul Fitri dilakukan di lapangan terbuka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan COVID-19. Menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
“Desa dan Kelurahan yang tidak memiliki lapangan terbuka dapat melaksanakan salat di masjid dengan memasang tenda di halaman masjid dengan tetap menerapkan protokol kesehatan,” tulis Taslim
Poin ketiga, jamaah diimbau untuk tidak membawa anak yang belum berusia baligh dan orang tua jompo atau lanjut usia. Selain itu, materi khutbah yang disampaikan berdurasi maksimal 15 menit dan imam salat Idul Fitri diimbau untuk membaca surat-surat pendek.
ADVERTISEMENT
“Untuk efektifitasnya Surat Edaran ini diharapkan tim gugus tugas COVID-19 bersama Tim Operasi Ketupat Polres Morowali, camat dan aparat desa melakukan pemantauan tentang kesiapan pelaksanaan salat Idul Fitri di masing-masing tempat,” tutup Taslim.
Aturan tersebut sudah beredar di grup-grup WhatsApp (WA) warga Morowali. Namun masih mengundang pro dan kontra. Sebab secara umum kerumunan tidak hanya terjadi di tempat ibadah, namun di pasar.
Hal itu seperti yang diungkapkan Ihsan (25), warga Desa Bahomohoni. Ia mengaku merasa aneh dengan aturan salat id tersebut. Pasalnya saat ini, menjelang lebaran, seluruh pasar di Bungku kota disesaki pengunjung.
“Di antara mereka penjual dan pembeli bahkan tidak menggunakan masker. Saya ke sana rasa lucu tadi. Kita diminta salat di lapangan terbuka, tapi di pasar tidak begitu,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Pantauan media ini, Selasa (11/5), ratusan warga tumpah di Pasar Bente, Desa Bente, Kecamatan Bungku Tengah. Tempat paling ramai dikunjungi adalah penjualan baju. Tidak sedikit warga yang tidak memakai masker.
Seorang pembeli kepada PaluPoso berpendapat, permintaan salat Idul Fitri di tempat terbuka akan lebih baik untuk mencegah penyebaran COVID-19. Ia sendiri tidak mempersoalkan pasar menjadi ramai tanpa penerapan protokol kesehatan.
“Sejauh yang ada di pasar itu. Kita-kita juga. Itu tidak masalah,” ujarnya.