Penyintas Banjir Bandang Torue Parigi Moutong Butuh Peralatan Masak

Konten Media Partner
3 Agustus 2022 16:39 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Husniar, salah satu penyintas bencana banjir bandang di Torue, Parigi Moutong, saat membersihkan sejumlah peralatan rumah tangga, Rabu, 3 Agustus 2022. Foto: Tim PaluPoso
zoom-in-whitePerbesar
Husniar, salah satu penyintas bencana banjir bandang di Torue, Parigi Moutong, saat membersihkan sejumlah peralatan rumah tangga, Rabu, 3 Agustus 2022. Foto: Tim PaluPoso
ADVERTISEMENT
Korban bencana banjir bandang di Desa Torue, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, butuh peralatan masak hingga pakaian.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini mereka masih membutuhkan uluran tangan dari para dermawan.
"Selama selesai banjir ini kami kesulitan masak karena tidak punya alat masak. Alat masak kami semua hanyut," kata Husniar (52), warga di Jalan Abdulrachman Saleh, Dusun III, Desa Torue, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Rabu, 3 Agustus 2022.
Ia mengatakan, selain peralatan dapur, warga korban bencana banjir bandang juga membutuhkan pakaian dalam.
"Kalau pakaian dalam ini juga kami butuhkan. Karena celana dalam kami sudah banyak yang hanyut dan terkena lumpur. Sehingga, sudah tidak terpakai. Ini yang ada, hanya bisa kami gonta ganti," ujar Mama Depi, sapaan ibu pedagang kue di desa tersebut.
Kebutuhan mendesak yang jadi dasar mereka tersebut lanjutnya, agar dapat diprioritaskan.
ADVERTISEMENT
Husniar, salah satu penyintas bencana banjir bandang di Torue, Parigi Moutong, saat membersihkan sejumlah peralatan rumah tangga, Rabu, 3 Agustus 2022. Foto: Tim PaluPoso
"Kalau peralatan masak bisa di bantukan kami sudah bisa masak sendiri. Begitupun pakaian yang dibutuhkan, karena masih kesulitan untuk beli," ujarnya.
Menurutnya, banjir bandang di wilayah Torue terjadi pada Kamis, 28 Juli 2022, sekitar pukul 21.30 WITA.
Saat itu, dia baru memulai istirahat bertepatan ketika hujan deras mengguyur wilayah itu sejak pukul 18.00 WITA, diiringi petir dan angin yang cukup kencang.
"Pas saya mau tidur, langsung kedengaran suara teriakan orang lewat mengendarai motor sembari berteriak air.. air..., mengungsi..., banjir...banjir. Pas dengar itu saya langsung buka pintu dan menyelamatkan diri di loteng rumah," ceritanya.
Hingga saat ini, dia bersama keluarga lainnya masih trauma. Bila melihat cuaca kembali gelap, seketika ia langsung waspada jika banjir tiba tiba kembali menerjang permukiman.
ADVERTISEMENT
"Kalau sudah mau gelap lagi cuaca, kita was-was lagi. Semoga ini sudah terakhir kalinya," ucapnya sambil membersihkan peralatan dapur nya yang terkena lumpur. *(AR)