Peternak Ayam Potong di Tolitoli Tak Sanggup Penuhi Kebutuhan Lokal

Konten Media Partner
14 Juni 2022 8:47 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peternak memberikan pakan ayam broiler di kandang miliknya. Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
zoom-in-whitePerbesar
Peternak memberikan pakan ayam broiler di kandang miliknya. Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Peternak ayam potong di Tolitoli, Sulawesi Tengah, tak sanggup memenuhi kebutuhan lokal pasokan daging ayam potong di daerah itu.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Tolitoli, Moh Nasir Dg Marumu mengatakan kemampuan produksi peternakan ayam potong dalam daerah hanya bisa dikisaran 50 persen dari kebutuhan konsumsi daging ayam potong 1.000 ekor per hari di tingkat masyarakat.
Bahkan, jelang hari raya misalnya jelang lebaran dan hari besar lainnya, kebutuhan daging ayam potong di Tolitoli per harinya bisa mencapai 4.000 ekor. Sementara hari biasa 1.000 ekor dan peternak lokal tidak mampu memenuhi permintaan pasokan pasar tersebut.
"Peternak dalam daerah tidak sanggup memenuhi pasar, maka dibutuhkan pasokan dari Kota Palu," kata Nasir Dg Maramu, Selasa (14/6).
Ilustrasi Perternakan Ayam (Foto: Marwah Daud via Flickr)
Karena tingginya konsumsi ayam potong di masyarakat sehingga pihak dinas tidak membatasi pasokan ayam potong dari Palu dengan jumlah besar.
ADVERTISEMENT
"Kami tidak mau menghambat ayam potong dari luar, apalagi izinnya lengkap termasuk kesehatannya," katanya.
Kebijakan untuk tak membatasi jumlah pasokan ayam potong masuk ke Tolitoli, sebenarnya bisa berimbas kepada daya saing peternak lokal. Sebab, dari sisi harga jual, terkadang ayam potong dari luar daerah jauh lebih murah dibandingkan ayam potong dari peternak lokal. Penyebabnya, kemampuan modal peternak lokal belum mampu memproduksi ayam potong dalam jumlah banyak. Sedangkan peternak luar daerah, berapa pun permintaan pasokan, akan segera mereka suplai.
"Kami sudah bantu kelompok-kelompok masyarakat dengan bantuan DOC lengkap dengan pakannya setiap tahun tapi tidak mampu bersaing baik masalah harga maupun kebutuhan," kata Nasir Dg Marumu. *(Abi)