Qatar Tewas, Kelompok Teroris Pimpinan Ali Kalora Melemah

Konten Media Partner
12 Agustus 2021 15:11 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Danrem 132 Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf (tengah) pimpin perburuan kelompok Ali Kalora di Poso, Sulawesi Tengah. Foto: Penrem 132 Tadulako
zoom-in-whitePerbesar
Danrem 132 Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf (tengah) pimpin perburuan kelompok Ali Kalora di Poso, Sulawesi Tengah. Foto: Penrem 132 Tadulako
ADVERTISEMENT
Komandan Komando Resor Militer (Korem) 132 Tadulako, Brigjen TNI Farid Magkruf mengatakan salah satu dari 3 anggota DPO teroris Poso pimpinan Ali Kalora yang tewas dalam Operasi Madago Raya pertengahan Juli lalu adalah Qatar.
ADVERTISEMENT
Tewasnya Qatar akan sangat melemahkan konstelasi kekuatan kelompok itu. Sebab, Qatar selama ini lebih dominan menahkodai kegiatan kekerasan terhadap warga tak berdosa yang dilakukan oleh kelompok itu di Gunung Biru dan sekitarnya.
"Saya tidak menyebut mereka kelompok Mujahidin Indonesia Timur atau MIT seperti yang mereka klaim selama ini. Enak saja mereka, yang dikatakan Mujahidin adalah orang yang membela agama dan bukan pembunuh, pencuri serta menakut-nakuti orang seperti yang selama ini mereka lakukan. Mereka itu hanyalah kelompok penjahat dan teroris," kata Brigjen TNI Farid Makruf kepada wartawan di Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), Rabu malam (11/8).
Olehnya, Danrem mengimbau agar warga Poso jangan lagi terpengaruh dengan ajakan dan paham mereka, serta ikut sebagai pemasok logistik dan menjadi bagian dari mata-mata mereka. Sebab hal itu akan merugikan masyarakat sendiri.
ADVERTISEMENT
"Bayangkan kelompok ini menakuti warga Poso yang jumlahnya ratusan ribu sedangkan saat ini mereka (kelompok teroris) tinggal 6 orang," ujarnya.
Danrem menegaskan kelompok teroris itu tidak ada hubungannya dengan peristiwa kerusuhan Poso sebab mereka saat itu masih berusia muda.
Bahkan, saat ini kelompok teroris ini tidak memiliki persenjataan yang cukup untuk tetap bertahan. Senjata laras panjang tinggal satu pucuk dan satu laras pendek yang termakan usia. Sebab, pemeliharaannya kurang baik, serta amunisi yang sangat terbatas.
Terlebih lagi, Qatar teroris asal dari luar Poso yang paling ganas telah tewas, sehingga masyarakat jangan lagi terpengaruh dengan kelompok itu.