news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ratusan Warga di Sigi, Sulteng, Terserang Sakit Perut yang Tak Biasa

Konten Media Partner
14 Januari 2020 20:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ratusan warga datang ke Puskesmas Lindu, Kabupaten Sigi, Sulteng, untuk memeriksakan kesehatannya pasca mengalami diare disertai mual dan muntah. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ratusan warga datang ke Puskesmas Lindu, Kabupaten Sigi, Sulteng, untuk memeriksakan kesehatannya pasca mengalami diare disertai mual dan muntah. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Warga Desa Anca, Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, terserang penyakit sakit perut disertai buang air besar dan muntah.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini mulai terjadi pada Minggu (12/1) dengan adanya kunjungan pasien yang mengeluhkan buang air besar disertai mual dan muntah yang diderita sejak malam hari.
Pada Senin (13/1), terjadi peningkatan kasus yang luar biasa. Dan, mulai ada pasien yang rawat inap di Puskesmas Kecamatan Lindu.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Sigi, Roland Franklin, memperoleh laporan dari puskesmas setempat langsung menuju ke Kecamatan Lindu sekitar pukul 9.00 WITA.
"Dokter di Puskesmas Lindu menyimpulkan terjadi peningkatan kasus diare ringan hingga berat," kata Roland Franklin saat dihubungi, Selasa (14/1).
Dari data terakhir yang diperoleh di lapangan kata Roland, jumlah pasien yang mengalami gejala muntaber mencapai 117 orang. Rinciannya, pasien rawat jalan 105 orang, pasien rawat inap 9 orang, serta pasien rujuk 2 orang. Seorang pasien dinyatakan meninggal.
ADVERTISEMENT
"Perlu diketahui pasien yang meninggal kemungkinan dengan penyerta lainnya karena pasien lansia yang sudah 60 tahun," ujarnya.
Penyebab kasus diare ini lanjutnya belum dapat diketahui secara pasti, namun dari beberapa keterangan yang didapatkan kemungkinan disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi secara massal pada acara Sabtu (11/1) pagi.
Dinas Kesehatan Sigi melakukan penanganan terhadap pasien rawat inap di Puskesmas Lindu, akibat sakit perut dan munta, Senin (13/1). Foto: Istimewa
Saat ini menurut Roland, Dinkes Sigi dibantu oleh Dinkes Provinsi melakukan beberapa hal untuk penanganan di lapangan. Di antaranya, pelayanan siaga peningkatan kasus diare dalam satu pekan ke depan.
Tim yang dilengkapi dengan dokter secara bergantian akan siaga di Puskesmas Lindu, sekaligus melakukan upaya promotif dan preventif untuk mencegah kasus ini tidak semakin meluas.
"Untuk memastikan penyebab diare massal di Desa Anca, sampel makanan yang dikonsumsi warga akan di bawa ke Laboratorium Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Palu. Agar diperoleh data pendukung penyebab kasus ini," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Adapun logistik obat-obatan yang diperlukan menurut Roland, saat ini dalam kondisi cukup. Kalaupun terjadi nantinya kekurangan akan dibantu oleh Dinas Kesehatan Provinsi.
Sementara itu, Kepala BPOM Palu, Fauzi Ferdiansyah menambahkan kemungkinan sampel makanan akan diterima oleh BPOM usai Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah melakukan penanganan di tahap awal.
Kata Fauzi, hasil labolatorium tergantung dengan jenis pengujian yang akan dilakukan BPOM. Hasil pengujian laboratorium kimia tidak menunggu waktu lama yakni tiga hari sementara pengujian laboratorium mikrobiologi harus menunggu 2 sampai dengan 3 minggu.
“Pengujian mikrobiologi memang memakan waktu lama karena harus menunggu inkubasi,” ujarnya.
Tidak hanya itu, terkait dengan tindakan selanjutnya usai hasil pengujian labolatorium, BPOM akan melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
“Kalau makanan itu adalah makanan olahan dalam kemasan maka akan berurusan dengan BPOM. Tetapi kalau makanan itu dibuat atau diolah secara rumahan maka penanganannya adalah Dinas Kesehatan,” ungkapnya.