Relokasi Warga Petobo dan Balaroa, Ahli Gempa Indonesia Tak Setuju
ADVERTISEMENT
Rencana relokasi warga di Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan dan di Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah sebagai solusi penanganan korban gempa dan likuefaksi, dikritisi ahli gempa Indonesia, Prof. Teddy Boen.
ADVERTISEMENT
Kritikan tersebut disampaikan Prof. Teddy saat memberikan kuliah umum di Universitas Tadulako (Untad) mengenai Gempa Bumi, Selasa (12/3), bertempat di ruang Theater Untad.
Kuliah umum yang mengangkat tema Belajar dari Kerusakan Gempa Bumi, Bangunan Nir Rekayasa di Indonesia itu, Prof. Teddy menjelaskan, masih ada cara lain selain relokasi sebagai upaya penanganan warga korban likuefaksi di Petobo dan Balaroa.
Orang yang pertama membuat peta gempa di Indonesia ini menjelaskan, pemerintah telah banyak belajar mengenai keadaan gempa di Indonesia dengan mitigasi. Termasuk fenomena alam yang melanda kota Palu, Sigi dan Donggala pada 28 September 2019 silam.
“Kondisi di Indonesia banyak bangunan tidak tahan gempa,” katanya.
Sebelumnya, aksi penolakan terhadap rencana relokasi bagi korban di Kelurahan Petobo dan Balaroa disuarakan warga melalui sebuah kegiatan kongres korban bencana Pasigala, Senin (11/2) di lapangan Vatulemo Palu. Warga beralasan tidak menginginkan relokasi yang jauh dari rumah-rumah mereka sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Penolakan warga untuk direlokasi, juga rencananya akan disampaikan langsung kepada Presiden RI Joko Widodo.
Penulis: Abidin (PaluPoso)