Remaja Penderita Gizi Buruk di Donggala Ini Butuh Uluran Tangan Biaya Perawatan

Konten Media Partner
20 Agustus 2020 20:00 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nur Fatihatun Nisa, terbaring sakit di RS Kabelota Donggala, akibat gizi buruk yang dideritanya. Foto: Dok. PaluPoso
zoom-in-whitePerbesar
Nur Fatihatun Nisa, terbaring sakit di RS Kabelota Donggala, akibat gizi buruk yang dideritanya. Foto: Dok. PaluPoso
ADVERTISEMENT
Selang Oksigen masih terpasang di hidung Nur Fatihatun Nisa (14), warga Desa Towale, Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Sudah lima hari alat bantu pernapasan itu digunakan oleh Nur Fatihatun, tepatnya sejak dirawat di Ruangan Bintang, Rumah Sakit Kabelota Donggala.
ADVERTISEMENT
Anak pasangan Sofyan (33) dan Musdalifah (32) itu terlihat kesulitan setiap menghela napasnya. Sangat jelas terlihat dada Nur Fatihatun Nisa yang akrab disapa Manda itu naik turun saat bernapas.
Menurut Ibunda Nur Fatihatun, Musdalifah, berdasarkan hasil diagnose dokter, anaknya ini mengidap penyakit TBC dan gizi buruk.
“Hasil pemeriksaan dokter anak saya mengalami penyakit gizi buruk dan paru-paru, sementara dipasang alat bantu pernapasan (Oksigen) karena sesak napas,” kata Musdalifah, Kamis (20/8).
Nur Fatihatun Nisa, terbaring sakit di RS Kabelota Donggala, akibat gizi buruk yang dideritanya. Foto: Dok. PaluPoso
Musdalifah mengungkapkan, gejala penyakit anaknya yang duduk di kelas VIII SMP Negeri 1 Banawa Tengah ini sudah mulai terlihat sejak bulan Maret 2020. Dan, sekitar pada Bulan Juni 2020, penyakit anaknya semakin parah karena sudah tidak bisa lagi berjalan.
ADVERTISEMENT
Musdalifah mengakui, saat itu dirinya belum berinisiatif membawa anaknya berobat ke dokter karena terkendala biaya. Suaminya yang hanya seorang nelayan kecil, sama sekali tidak memiliki biaya untuk membawa anaknya berobat ke dokter. Namun saat ini, karena kondisi anaknya semakin parah, di mana untuk bernapas pun sangat sulit, terpaksa ia membawanya berobat ke Puskesmas dan langsung dirujuk ke Rumah Sakit Kabelota untuk dirawat intensif.
Beruntung kata Musdalifah, anaknya kini sudah mendapat penanganan medis dari pihak Rumah Sakit Kabelota.
“Yang saya pikirkan sekarang ini, bagimana biaya pengobatan anak saya karena BPJS untuk masyarakat miskin sudah tidak berlaku lagi sejak awal bulan Agustus 2020,” kata Musdalifah.
Olehnya, Musdalifah berharap biaya pengobatan anaknya mendapat perhatian dari pemerintah setempat dan juga mendapat simpati dari para dermawan.
ADVERTISEMENT