Rencana Dibangun Huntap 11.148 Unit, Hasil Verifikasi Hanya 7.097 Unit

Konten Media Partner
20 Maret 2020 18:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi rumah. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rumah. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Hunian tetap (huntap) di empat daerah yang terdampak bencana di Sulawesi Tengah dibangun berdasarkan kebutuhan, bukan perencanaan.
ADVERTISEMENT
“Kementerian PUPR menangani relokasi dari ZRB, Pemerintah daerah merupakan ujung tombak penyediaan hunian tetap dan kementerian PUPR mendukung pemerintah daerah,” kata Ketua Harian Satgas PUPR, Dedy Permadi pada rapat koordinasi tentang pemutahiran data untuk menunjang pelaksanaan relokasi pascabencana, Jumat (20/3), di Balai BPJN XIV Palu.
Rapat tersebut dipimpin oleh Asisten Administrasi Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Bunga Elim Somba mewakili Gubernur Sulteng didampingi Ketua Satgas PUPR Arie Setiadi Moerwanto.
Lanjut dikatakan Dedy, data hasil verifikasi dan validasi mengenai proses penyediaan hunian tetap, dimana Kementerian PUPR sudah menyelesaikan uji publik yang butuh konfirmasi dari pemerintah daerah dan penetapan secara bertahap untuk penerima hunian tetap melalui SK Bupati/Wali Kota.
ADVERTISEMENT
“Hunian tetap yang sedang dalam proses pembangunan yaitu di Duyu dan Pombewe sebanyak 630 unit,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Satgas PUPR Arie Setiadi Moerwanto menyampaikan, pada awalnya PUPR merencanakan akan membangun sekitar 11.148 rumah (Kemen. PUPR dan NGO). Namun terkait dinamikan data dan keadaan di lapangan, maka akan dibangun sesuai kebutuhan yang ada. Setelah dilakukan verifikasi dan uji publik, saat ini kebutuhan huntap berjumlah 7.097, sehingga tidak ada huntap yang tidak dimanfaatkan.
Sekaitan dengan huntap Bangga di Kabupaten Sigi, menurutnya, perlu konfirmasi lebih lanjut. Karena warga terdampak bencana (WTB) bukan merupakan terdampak bencana awal. Sehingga dari fakta lapangan tersebut, apakah perlu ditetapkan menjadi hunian tetap atau tidak.
“Saat ini, kita dapat lock terlebih dahulu data yang final sehingga kita dapat melanjutinya pada perencanaan,” ujarnya.
Rapat koordinasi tentang pemutahiran data untuk menunjang pelaksanaan relokasi pascabencana di Sulteng, Jumat (20/3), di Balai BPJN XIV Palu. Foto: Istimewa
Untuk Kota Palu katanya, data masih belum seluruhnya tervalidasi. Kelurahan yang sudah memvalidasi, sudah bisa difinalkan pembangunannya. Sedangkan bagi kelurahan yang belum tuntas, akan dilakukan pertambahan waktu untuk validasi.
ADVERTISEMENT
Adapun terkait WTB Kota Palu, menurut Arie, pihaknya meminta waktu sepekan untuk menyelesaikan pendataan. Terkait lahan yang belum dibeli katanya, dapat dibuatkan dahulu perjanjian terkait lahan dimaksud untuk mempercepat proses pembangunannya.
“Terkait Petobo, kita dapat melakukan land consolidation dikarenakan terdapat 777 calon penghuni yang sudah bersedia,” katanya.
Sebelum mengakhiri paparannya, Arie mengusulkan agar Pemda membuka loket untuk warga supaya mereka bisa melaporkan dan berkonsultasi. Sehingga Tim Kementerian PUPR bisa membantu warga tersebut.
Asisten Administrasi, Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Bunga Elim Somba menyampaikan, PUPR telah merencanakan pembangunan huntap sebanyak 8000an unit. 3000 unit huntap diantaranya melalui bantuan NGO, sehingga terpenuhi kebutuhan sesuai rencana.
Tetapi berdasarkan data validasi dan uji publik katanya, hanya berjumlah 7.097 unit. Sehingga masih terbuka peluang untuk memenuhi target sesuai rencana awal.
ADVERTISEMENT
“Sesuai pesan Bapak Gubernur Sulawesi Tengah bahwa rencana tetap dilanjutkan tetapi harus sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat dan dapat dihindari masyarakat yang menerima bantuan tumpang tindih, jika melihat data yang ada maka masih ada jumlah yang masih bisa ditambahkan,” ujarnya.