Rumah Singgah Presiden Jokowi Diprotes Warga, Ini Kata Bupati Parigi Moutong

Konten Media Partner
18 April 2021 12:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah singgah Presiden Jokowi di Eks Kawasan Sail Tomini Pantai Kayu Bura, Desa Pelawa Baru, Kabupaten Parigi Moutong, Sulteng. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Rumah singgah Presiden Jokowi di Eks Kawasan Sail Tomini Pantai Kayu Bura, Desa Pelawa Baru, Kabupaten Parigi Moutong, Sulteng. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Warga Kecamatan Parigi Tengah, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah (Sulteng), protes terhadap upaya pemindahan rumah singgah Presiden Jokowi yang terletak di Eks Kawasan Sail Tomini Pantai Kayu Bura, Desa Pelawa Baru, Parimo.
ADVERTISEMENT
Sejumlah warga meminta para pekerja yang ditugaskan memindahkan rumah panggung itu untuk menghentikan pekerjaannya.
Akun media sosial Facebook milik Andy Jum Pettasade membagikan informasi tersebut melalui siaran langsung, Sabtu (17/4). Tampak beberapa pekerja berdialog dengan sejumlah warga. Mereka membicarakan tentang rencana pemindahan rumah kayu tersebut.
“Bapak siapa yang suruh?” kata seorang warga bertanya kepada salah satu pekerja yang memilih duduk di tangga teras rumah panggung itu.
Bapak tersebut mengaku dari Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Mereka adalah pekerja yang membidangi jasa pemindahan rumah panggung.
Melalui video itu karena terus didesak oleh warga akhirnya ia mengaku disuruh dr. Revi yang saat ini menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Anuntalako Parigi.
Mendengar jawaban bapak tersebut, salah satu warga segera menyimpulkan bahwa dr. Revi adalah kenalan baik Bupati Parigi Moutong, Samsurizal Tombolotutu. Warga pun segera menyimpulkan bahwa Bupati sendirilah yang meminta rumah itu untuk dipindahkan.
ADVERTISEMENT
Warga pun semakin tidak senang. Sebab bila itu permintaan dari Bupati, maka Samsurizal dianggap sudah sewenang-wenang memanfaatkan posisinya sebagai kepala daerah untuk mengambil aset yang bukan miliknya. Sebab, warga meyakini aset tersebut adalah milik Pemerintah Daerah dan bukan milik bupati pribadi.
“Kami menduga, rumah itu akan dia taruh di lokasinya. Dan dia jadikan tempat tinggalnya. Padahal itu tidak boleh seperti itu,” ujar Fadly Aziz salah satu warga di Kabupaten Parigi Moutong.
Oleh karena itu, warga sangat menyayangkan tindakan tersebut. Sehingga hari itu juga, pihaknya didampingi dua pengacara segera melaporkan aktivitas tersebut ke Polres Parimo. Total yang dilaporkan tiga orang. Yakni para pekerja, dr. Revi dan Bupati Parimo.
“Masyarakat keberatan karena mereka tidak memiliki dasar pembongkaran. Kok yang membongkar bukan Dinas Pekerjaan Umum melainkan perintah dari Dirut RS. Anuntalako. Lalu diperuntukan untuk kepentingan pribadi,” ujarnya kesal.
ADVERTISEMENT
Hari itu juga, beberapa warga Kecamatan Parigi Tengah menduduki rumah tempat Presiden Joko Widodo menginap kala pelaksanaan Sail Tomini tersebut, karena menolak pemindahan.
Sementara pekerja yang ditugaskan memindahkan bangunan itu, memilih menghindar dari warga untuk menjauhi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Kami juga menahan mobil dinas Avansa putih yang digunakan untuk mengangkut para pekerja tersebut. Warga tidak mau tinggalkan rumah ini sebelum ada penjelasan dari Pemerintah Daerah,” kata Fadli.
Sementara itu, Bupati Parigi Moutong, Samsurizal Tombolotutu dikonfirmasi via telepon mengakui, bahwa ia sendiri yang menyuruh agar rumah tersebut dipindahkan ke lokasi pribadinya karena rumah itu ia bangun dengan dana pribadi.
“Jadi rumah itu dulukan tempat tinggal Presiden. Sengaja dibuat karena ada aturannya bahwa Presiden tidak boleh menginap di rumah jabatan, karena Presiden mau menginap, tidak mungkin kita mau buatkan dia hotel berbintang,” jelas Samsurizal.
ADVERTISEMENT
Sedangkan waktu pelaksanaan Sail Tomini sudah dekat, tinggal dua bulan lagi. Maka, ia berinisiatif menggunakan dana pribadinya untuk membuat tempat tinggal Presiden di lokasi Eks Sail Tomini.
Dengan begitu, Samsurizal merasa berhak mengambil kembali rumah tersebut. Mengingat saat ini, ia belum punya rumah dan tidak mungkin menyuruh Pemda membayar pembangunan rumah pribadinya. Sebab tahun ini Pemda Parimo akan membuat sekolah Politeknik.
“Dari informasi pekerja, rumah itu tinggal 80 persen bisa dimanfaatkan. Sudah lima tahun usianya sejak Sail Tomini. Saya pesan di Manado dan saya yang buat modelnya. Sekarang kalau bupati tidak punya rumah, masa mau keluyuran,” ujarnya lagi.
Sedangkan rumah pribadinya di Kota Palu, sudah milik istrinya hasil dari tugas negara.
ADVERTISEMENT
“Orang tidak tahu saya berkorban untuk Parimo. Jadi rumah itu saya ambil karena sudah tidak difungsikan dan itu hasil dari dana pribadi,” kata Samsurizal kepada media ini.
Sejumlah warga duduki Rumah singgah Presiden Jokowi yang terletak di lokasi Eks Kawasan Sail Tomini Pantai Kayu Bura, Desa Pelawa Baru, Kabupaten Parigi Moutong, Sulteng. Foto: Istimewa