Salat di Musala Berdinding Retak

Konten Media Partner
30 Mei 2019 17:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Anak-anak Panti Asuhan Al Anshar Talise, salat di musala berdinding retak. Foto: Dok. PaluPoso
Lantunan kalimat istigfar terdengar syahdu dari dalam musala Panti Asuhan Al Anshar Talise yang dipandu oleh Dasmin, pengurus Panti Asuhan Al Anshar Talise, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Usai Dasrin melafalkan kalimat tersebut, puluhan santri panti asuhan Al Anshar secara kompak kembali melantunkan kalimat istigfar tersebut sembari menanti beduk magrib, tanda masuknya waktu berbuka puasa.
ADVERTISEMENT
Pemandangan puluhan santri yang khusuk melantungkan kalimat istigfar yang dipandu oleh pengurus panti jadi pemandangan sehari-hari di panti asuhan yang didirikan pada Bulan Desember 2003 tersebut setiap kali Bulan Ramadan tiba, termasuk pada Ramadan 2019 ini.
Dengan tertib, puluhan santri itu membuat shaf yang saling berhadapan. Santri pria membuat kelompok tersendiri, demikian pula santriwati membuat kelompok shaf tersendiri. Di depan mereka sudah tersedia kue penganan dan nasi dan lauknya yang dikemas dalam kotak yang disalurkan oleh PaluPoso, hasil gerakan donasi Campaign #BisaMakan untuk menyiapkan makanan berbuka puasa dan sahur bagi yang membutuhkan pada Ramadan 2019 ini.
Tak berselang lama usai seluruh santri dan santriwati di Panti Asuhan itu sudah bergabung dalam kelompok shaf tersebut, terdengar beduk magrib sebagai tanda berbuka puasa. Dengan cekatan, para santri dan santriwati membuka masing-masing penganan berbuka puasa yang ada di depan mereka usai membaca doa berbuka puasa yang dipandu salah seorang santri.
ADVERTISEMENT
Foto bersama dengan anak-anak Panti Asuhan Al Anshar Talise. Foto. Dok. PaluPoso
Hening sesaat ketika mereka menyantap penganan berbuka puasa mereka. Hanya sesekali terdengar suara canda dari salah seorang santri yang cukup usil menanggapi Campaigne #BisaMakan.
“Huusss, tidak usah ba ribut, kasih habis jow cepat, mau salat magrib kita,” ujar salah seorang rekannya menimpali keusilan santri tersebut.
Suara adzan menghentikan untuk sementara aktivitas berbuka puasa para santri panti asuhan tersebut. Mereka segera bersiap melaksanakan salat magrib. Kembali para santri dan santriwati membentuk kelompok shaf masing-masing di dalam musala yang dindingnya terlihat retak-retak, sisa-sisa peristiwa gempa bumi 28 September 2018 lalu.
Usai salat magrib, para santri dan santriwati panti asuhan tersebut melanjutkan berbuka puasanya. Sementara PaluPoso berbincang dengan Dasrin, pengurus panti Asuhan Al Anshar Talise Palu.
ADVERTISEMENT
Menurut Dasrin, ada sebanyak 40 anak dari keluarga tidak mampu yang dibina di panti tersebut. Banyak di antara anak tersebut kata Dasrin, sudah yatim. Bahkan, ada di antara mereka yang sudah yatim piatu.
“Jadi anak-anak di sini dibina oleh pembina panti sebanyak 10 orang,” kata Dasrin.
Dasrin bercerita, pada Desember 2003, awalnya panti asuhan ini membina 15 anak yang berasal dari keluarga kurang mampu. Mereka berasal dari berbagai daerah, yakni di Parigi Moutong dan Pantai Barat. Bahkan, ada di antara mereka berasal dari salah satu daerah di Provinsi Sulawesi Selatan.
Kini Panti Asuhan Al Anshar lanjutnya, telah membina 40 anak dengan berbagai tingkatan umur. “Kita di sini ada juga membina anak yang masih berumur 3 tahun,” ujarnya.
ADVERTISEMENT