Sedimentasi Mengancam Teluk Lalong, Sulteng

Konten Media Partner
23 April 2021 18:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mesti Terus Dirawat: Kapal-kapal berlabuh di Teluk Lalong, Kabupaten Banggai. Sedimentasi menjadi tantangan karena menyebabkan pendangkalan yang bisa menghambat berbagai aktivitas ekonomi di daerah setempat. Foto: Alisan/Banggai
zoom-in-whitePerbesar
Mesti Terus Dirawat: Kapal-kapal berlabuh di Teluk Lalong, Kabupaten Banggai. Sedimentasi menjadi tantangan karena menyebabkan pendangkalan yang bisa menghambat berbagai aktivitas ekonomi di daerah setempat. Foto: Alisan/Banggai
ADVERTISEMENT
Sejumlah permasalahan membelit Teluk Lalong, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah (Sulteng). Dari soal sampah, sedimentasi, sampai ceceran bahan bakar minyak.
ADVERTISEMENT
“Paling tidak, sampah kita bisa minimalisir,” ujar Lahmudin Massa, yang saban hari membersihkan Teluk Lalong.
Selain sampah, menurutnya, sedimentasi turut menjadi tantangan. Apalagi di musim hujan seperti saat ini.
“Hujan begini muncul semua di sini,” kata Idhin-sapaannya.
Sedimentasi, kata dia, sempat dilakukan dengan pengerukan yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan beberapa tahun lalu. Tindakan itu agar ketika kapal laut hendak berlabuh tak kandas.
“Rata-rata di dalam ini tanah. Kalau injak, masuk kaki,” kata Ketua Gerakan Aktivis Mantailobo itu.
Suasana kapal berlabuh di Teluk Lalong, Banggai, Sulteng. Foto: Alisan/Banggai
Hanya saja, pengerukan itu tak menjangkau secara luas hingga ke bibir teluk. Karena itu, sedimentasi tetap ada, ditambah lagi di musim penghujan.
“Hanya bagian pelabuhan, tempat pemutaran kapal sampai ke tempat keluar. Tidak secara keseluruhan,” katanya.
ADVERTISEMENT
Karena itu, sampai saat ini Idhin tak lagi melihat terumbu karang di bibir Teluk Lalong lantaran dipenuhi sedimentasi yang berasal dari daratan. Terbawa air saat hujan dan bermuara di Teluk Lalong.
“Ini becek, sehingga terumbu karang di pinggir mulut sungai seperti ini tidak ada lagi,” paparnya.
Untuk mengatasi hal itu, menurut Idhin, mesti dilakukan pengerukan. Namun, harus secara hati-hati agar bibir Teluk Lalong tak tergerus.
“Harus kira-kira 15 meter dari pinggiran ini,” jelas dia sambil menunjuk.