Sekolah Alam Bagi Anak Penyintas di Tengah Pandemi COVID-19

Konten Media Partner
2 November 2020 11:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tahap uji coba pembelajaran sekolah alam pertama di Palu yang dilangsungkan di Huntara Kecamatan Taweli, Kota Palu, Minggu (1/11). Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Tahap uji coba pembelajaran sekolah alam pertama di Palu yang dilangsungkan di Huntara Kecamatan Taweli, Kota Palu, Minggu (1/11). Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Kini di Kota Palu, Sulawesi Tengah, sudah ada sekolah alam. Uji coba tahap pertama sekolah dengan nama Sikola Pomore (Sekolah Bermain), dilangsungkan pada Minggu (1/11) sore, di Huntara Lapangan Pacuan Kuda, Kecamatan Taweli, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 10 anak ikut dalam proses belajar tahap satu dengan sasaran anak penyintas bencana gempa dan tsunami di Palu.
Pendiri Sikola Pomore, Yaumil Masri, mengatakan, sasaran utama berdirinya sekolah alam di Palu adalah untuk anak-anak penyintas bencana gempa dan tsunami di Palu.
Uji coba pertama ini akan dilangsungkan selama dua bulan terhitung November dan Desember 2020. Sementara pada Januari 2021 akan dibuka pendaftaran.
“Untuk lokasi belajar mengajar kami sudah punya bangunan sekolah alam dengan fasilitas yang diperlukan di Kelurahan Lambara, Kecamatan Taweli,” ujar Yaumil.
Dijelaskannya, sekolah alam pertama di Palu ini merupakan tiruan sekolah alam di Donggala. Pembelajaran yang diberikan tidak jauh beda, yakni Bahasa Inggris, komputer dan menggambar.
ADVERTISEMENT
“Untuk relawannya sudah ada 60 relawan yang akan membantu pembelajaran di Sikola Pomore,” katanya.
Tahap uji coba pembelajaran sekolah alam pertama di Palu yang dilangsungkan di Huntara Kecamatan Taweli, Kota Palu, Minggu (1/11). Foto: Istimewa
Tahap awal ini dilakukan agar pada pembelajaran 2021 semua siswa minimal bisa memahami 2.000 sampai 3.000 kata Bahasa Inggris.
“Untuk usia Paud dan TK dan jumlah pendaftar kita akan sesuaikan dengan jumlah fasilitas sehingga semua anak bisa menikmati fasilitas dengan baik,” katanya.
Sekaitan dengan pembelajaran lain, Yaumil mengatakan akan menyesuaikan dengan kurikulum berjalan, dengan tambahan pembelajaran alam, salah satunya berkebun.
“Tahap awal gratis ya, cuman kalau berikutnya kita akan kenakan tarif tapi kita akan sesuaikan dengan kemampuan orang tua agar sekolah ini tetap berlanjut,” kata Yaumil.
Lanjut Yaumil, di tengah pandemi COVID-19, banyak anak yang mengalami kejenuhan belajar daring. Tidak hanya itu, kebanyakan anak tidak paham secara langsung apa yang diajarkan oleh guru.
ADVERTISEMENT
Kemungkinan pada pembelajaran di sekolah alam Sikola Pomore akan fokus pada pengenalan digital.
Sekolah alam ini pun nantinya akan menerapkan protokol kesehatan.
“Belajar sambil bermain hilangkan kejenuhan anak-anak tapi tetap patuhi protokol kesehatan karena fokus kita kan penyintas dan untuk pandemi ini,” ujarnya.