Taipa, Kelurahan Seribu Cahaya di Kota Palu

Konten Media Partner
5 Mei 2019 11:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Temaram cahaya lampu pelita botol depan rumah masing-masing warga Taipa, di Kecamatan Palu Utara, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Temaram cahaya lampu pelita botol depan rumah masing-masing warga Taipa, di Kecamatan Palu Utara, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Dalam menyambut bulan suci Ramadan tahun ini, beragam cara dilakukan umat muslim untuk mengekspresikan kegembiraan mereka.
ADVERTISEMENT
Remaja Islam Masjid (Risma) Irsyaadul Amin, Kelurahan Taipa, Kecamatan Palu Utara, Kota Palu, Sulawesi Tengah misalnya, bekerjasama dengan masyarakat sekitar, mereka begitu kreatif menyambut bulan suci Ramadan dengan temaram cahaya lampu botol depan rumah masing-masing.
Tak heran, siapa saja yang hendak lewat dan masuk ke kawasan ini, pasti akan menikmati keindahan temaram cahaya sepanjang Jalan Moh. Amin.
Lampu pelita botol. Foto: Istimewa
Risma Irsyaadul Amin dan Lurah Taipa, Farham, mengajak siapa saja untuk mampir di kelurahan yang diberi nama 'Kelurahan Seribu Cahaya'.
"Insya Allah, jelang lebaran H -2 nanti, kelurahan Taipa akan menyuguhkan malam seribu lampu botol di lapangan serbaguna, dan berbagai hal kreatif lainnya untuk menyambut datangnya hari kemenangan umat Islam," kata kreator kelurahan seribu cahaya, Azman Asgar.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Azman meminta dukungan dari semua elemen masyarakat agar kegiatan-kegiatan di 'Kelurahan Seribu Cahaya' ini bisa sukses.
Suksesnya kegiatan ini, kata dia, tidak lepas dari peran semua pemuda, tokoh  masyarakat, tokoh agama serta berbagai pihak lainnya.
Suasana malam penyambutan bulan suci Ramadan di Kelurahan Taipa, Kecamatan Palu Utara, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Foto: Istimewa
Pada tahun 90-an, momen-momen seperti ini sudah pernah dilakukan oleh warga Taipa. Namun semenjak teknologi terus berkembang, pelaksanaan pemasangan lampu pelita atau oleh warga Palu sebut poindo kasuli mulai ditinggalkan.
Risma Irsyaadul Amin, bertekad menggalakan kembali tradisi pemasangan lampu pelita itu sebagai bentuk memelihara tradisi yang baik, sekaligus menjaga kearifan lokal masyarakat sekitar.
Kontributor: Ikram