Tangisan Pecah Usai Salat Id Korban Bencana Sulteng di Tenda Pengungsi

Konten Media Partner
5 Juni 2019 8:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang penyintas pingsan usai melaksanakan Salat Id di masjid darurat pengungsi camp terpadu Balaroa, Rabu pagi (5/6). Foto: Ikram/Palu Poso
Suasana haru dan tangisan pecah menyelimuti pengungsi di Shelter Balaroa sesaat usai pelaksanaan salat Idulfitri dan khatib turun dari mimbar, di masjid semi permanen Munzalan Mubarakan, Rabu, (5/6).
ADVERTISEMENT
Pelukan serta permintaan maaf satu dan lainnya, antar sesama jamaah membawa suasana semakin sedih, bahkan Ramlah (43) salah seorang jamaah jatuh pingsan tak kuat menahan rasa sedih menyelimutinya ketika mengingat kehilangan harta dan kerabatnya.
Tangisan pecah para penyintas Bencana Likuefaksi Balaroa usai Salat Id di masjid darurat Shelter Pengungsi Balaroa, Rabu (5/6). Foto: Ikram/Palu Poso
Pantauan Palu Poso sejak pukul 06.00 WITA, para penyintas di Posko Pengungsi Balaroa mulai berdatangan. Mereka mulai mengisi shaf masjid. Banyaknya penyintas yang datang salat dan tidak bisa menampung jamaah, panitia menggelar tikar di halaman samping masjid.
Salat Idulfitri ini dipimpin oleh imam Ahyar. Sementara khatib Ustad Haji Abdurahman.
Dalam khutbahnya, Ustad Haji Abdurahman, mengungkapkan, beruntunglah bagi mereka yang melaksanakan puasa sebulan penuh, lalu ada perubahan terhadap prilakunya dalam kehidupan sehari-harinya. Dan, merugilah dan sia-sialah mereka tidak mengalami perubahan.
ADVERTISEMENT
Keserakahan membawa manusia, kepada jurang kehancuran. "Untuk itu di hari fitri ini buanglah segala macam sifat serakah, dendam, agar kelak dapat bahagia di hari akhir," pesan ustad Abdurahman dalam Khutbahnya.
Suasana penyintas bencana likuefkasi usai melaksanakan Salat Id di masjid darurat Shelter Balaroa, Rabu (5/6). Foto: Ikram/Palu Poso
Kontributor: Ikram