Tersesat, Petani Damar di Banggai Berjalan 157 Km Baru Bisa Keluar dari Hutan

Konten Media Partner
8 Februari 2021 10:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Basarnas bersama warga menelusuri hutan di Banggai, Sulteng, saat pencarian korban hilang di daerah itu, Minggu (7/2). Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Basarnas bersama warga menelusuri hutan di Banggai, Sulteng, saat pencarian korban hilang di daerah itu, Minggu (7/2). Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Warsi Rahim (40), petani getah damar di Desa Simpangan, Kecamatan Masama, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah (Sulteng), yang dikabarkan hilang, akhirnya ditemukan.
ADVERTISEMENT
Korban ditemukan oleh salah satu warga Desa Simpangan yang juga petani getah damar di daerah setempat.
"Korban telah ditemukan Minggu sore (7 Februari 2021), sekitar pukul 17.00 WITA, oleh salah satu warga atasnama Kawe, dia juga sedang mencari damar," kata Kepala Basarnas Palu, Andrias Hendrik Johannes, dihubungi PaluPoso, Senin (8/2).
Dia menjelaskan, korban sempat tidak pulang ke rumah selama dua hari dikarenakan dirinya tersesat di hutan. Sehingga, korban berjalan kaki menembus Desa Sampaka, Kecamatan Balemo, yang jaraknya berkisar ratusan kilometer dari desanya.
"Dia tersesat, sehingga dia berjalan menuju mencari jalan keluar, jarak antara Desa Simpangan ke Desa Sampaka, Kecamatan Balemo, kurang lebih 157 km," ujarnya.
Basarnas bersama warga menelusuri hutan di Banggai, Sulteng, saat pencarian korban hilang di daerah itu, Minggu (7/2). Foto: Istimewa
Saat ini korban telah berkumpul bersama keluarganya di Desa Simpangan, Kecamatan Masama, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
Diberitakan sebelumnya, peristiwa hilangnya Warsi diketahui setelah Kepala Desa Simpangan melaporkan kejadian itu ke pihak Basarnas Palu, pada Minggu (7/2), pukul 09.00 WITA.
Kepala Basarnas Palu, Andrias Hendrik Johannes mengatakan, kejadian itu berawal sejak Jumat (5/2), pukul 08.00 WITA, korban meninggalkan rumah untuk mencari getah damar di hutan sekitar Desa Simpangan.
"Berangkat dari pagi dan biasanya balik di rumah jam 17.00 WITA, namun sampai saat ini korban belum kembali ke rumah," katanya, Minggu (7/2).