Ustad Yasin Pernah Ditangkap pada 2012

Konten Media Partner
4 September 2020 7:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas Densus 88 Antiteror Mabes Polri berusaha masuk ke dalam rumah kontrakan yang dihuni EY alias Rafli saat dilakukan penggeledahan di Kavling Barokah. Foto: ANTARA FOTO/Ariesanto
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Densus 88 Antiteror Mabes Polri berusaha masuk ke dalam rumah kontrakan yang dihuni EY alias Rafli saat dilakukan penggeledahan di Kavling Barokah. Foto: ANTARA FOTO/Ariesanto
ADVERTISEMENT
Penangkapan Sutomo Bin Sudarso alias Ustad Yasin oleh aparat keamanan di Poso, Sulawesi Tengah, merupakan kali kedua. Pada 3 November 2012, Ustad Yasin pernah ditangkap oleh Densus 88 dan Brimob Polda Sulteng.
ADVERTISEMENT
Ustad Yasin dituduh polisi memimpin Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) di Poso, organisasi pimpinan Ustad Abu Bakar Ba'asyir, yang terlibat sejumlah aksi teror. 
Yasin saat itu mendekam di rumah tahanan Detasemen Khusus di Jakarta. 
Menurut Kepala BNPT saat itu, Ansyaad Mbai, JAT merupakan satu dari tiga kelompok jaringan pelaku teror Poso. Dua kelompok lainnya adalah Jamaah Islamiyah dan Negara Islam Indonesia. 
Kala itu, JAT merupakan organisasi baru yang masuk ke Poso setelah operasi keamanan besar-besaran di Tanah Runtuh, Kelurahan Gebang Rejo, Poso Kota, pada 2007.
Kelompok JAT dan Jamaah Islamiyah, kata Ansyaad, memiliki agenda jangka panjang, yakni menjadikan Poso sebagai basis. 
“Tujuan mereka menegakkan syariah dan negara Islam," ujar Ansyaad kala itu.
Kapolda Sulteng Irjen Pol Abdul Rakhman Baso, dalam pelaksanaan doorstop dengan beberapa awak media di Palu, Sulteng, Rabu (2/9). Foto: Istimewa
Pada Selasa (1/9), Ustad Yasin, kembali ditangkap Satgas Tinombala gabungan TNI, Polri dan BIN di Kelurahan Kayamanya, Kecamatan Poso Kota, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. 
ADVERTISEMENT
“Peran dari S alias MY adalah simpatisan, tetapi berperan aktif di lapangan dan diduga terkait dengan kelompok MIT Poso,” kata Kapolda Sulteng Irjen Pol Abdul Rakhman Baso, dalam pelaksanaan doorstop dengan beberapa awak media di Palu, Sulteng, Rabu (2/9).
Irjen Pol Rakhman Baso yang baru saja selesai menerima bendera pataka Polda Sulteng "Wira Dharma Brata" di Aula Torabelo Polda Sulteng dari Irjen Syafril Nursal juga mengatakan penangkapan S alias MY ini dilakukan pada Selasa (1/9), dan saat ini masih dilakukan pemeriksaan oleh Densus 88 AT dan Polda Sulteng.
Penangkapan S alias MY katanya, merupakan upaya yang panjang selama kepemimpinan Kapolda Irjen Pol Syafril Nursal dan merupakan hadiah bagi kapolda yang baru.
ADVERTISEMENT
Menjawab pertanyaan wartawan tentang target operasi Tinombala, Rakhman Baso mengatakan berbicara target apabila semua DPO mau menyerahkan diri dan dilakukan penegakkan hukum atau tertangkap dengan tindakan tegas terukur.
Menurutnya, operasi Tinombala tidak hanya berbicara penegakkan hukum tetapi juga bagaimana memberdayakan masyarakat Poso itu sendiri.
“Di sinilah diperlukan tindakan komprehensif yang melibatkan seluruh stakeholder terkait utamanya dari kementerian dan lembaga,” kata mantan Wadan Korp Brimob Polri ini.