Anak-anak Pemberani India ini Mengadang Macan dan Menghadapi Perang

Konten dari Pengguna
28 Januari 2020 18:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
22 anak penerima hadiah tahunan National Bravery Awards dari Pemerintah India tahun 2019 baru saja diumumkan.
zoom-in-whitePerbesar
22 anak penerima hadiah tahunan National Bravery Awards dari Pemerintah India tahun 2019 baru saja diumumkan.
ADVERTISEMENT
Tidak ada seorang pun anak yang mendapat tanggung jawab untuk mengusir macan atau buaya, menerobos kobaran api, terjun dari jembatan ke sungai berarus deras, atau berhadapan dengan penculik. Tapi seperti itulah yang dilakukan anak-anak saat berada dalam situasi yang mendesak. Mengambil alih situasi berbahaya, berinisiatif membantu yang membutuhkan, dan melawan setiap ancaman dengan berani, anak-anak di India mendapatkan pengakuannya setiap tahun. National Bravery Awards adalah penghargaan untuk anak-anak pemberani India.
ADVERTISEMENT
Sepuluh anak perempuan dan 12 anak laki-laki dari 12 negara bagian India terpilih menjadi pemenang pengharagaan National Bravery Awards 2019 oleh Indian Council for Child Welfare (ICCW). Penghargaan tahunan yang diberikan setiap perayaan Hari Republik India 27 Januari sejak 1957. Tahun ini satu penghargaan diberikan secara anumerta.
Macan
Ketika seorang ibu (orang tua) mengatakan, "kak, tolong jagain adek ya", itu berarti orang tuanya memberikan tugas dan tanggung jawab pada sang kakak untuk menjaga adiknya. Tentu saja sang ibu tidak bermaksud membuat sang kakak harus berhadapan dengan serangan seekor macan.
Rakhi dan adiknya, Raghav sedang berjalan menuju rumahnya di suatu sore, saat seekor macan tutul menyerang mereka. Bocah perempuan 10 tahun asal Uttarkhand memberikan tubuhnya untuk dicabik-cabik macan demi melindungi adik lelakinya yang baru berusia 4 tahun. Luka di punggung dan tangan tak dihiraukan demi sang adik, demi tunai tugas dari ibu.
ADVERTISEMENT
Ayah dan ibunya yang mendengar teriakan dan tangisan anak-anaknya segera berlari mendekat dan melempari macan itu. Sang macan pergi, meninggalkan bocah perempuan yang terluka. Keberanian dan keteguhan sang kakak dalam adegan ini melampaui usianya. Rakhi dinobatkan sebagai peraih ICCW Markandeya Award.
Melindungi anggota keluarga adalah tugas dari semua anggotanya, dalam kasus terburuk, anak-anak pun harus melakukannya. Perang dan kemiskinan membuat hampir segalanya menjadi sulit bagi anak-anak. Kesenangan kecil mereka seperti bermain di halaman rumah, mandi di sungai atau telaga bisa berujung fatal.
Inilah beberapa kisah pemenang National Bravery Awards 2019 yang melindungi keluarganya:
Aarti Kiran Shet (9) dari Karnataka menyelamatkan adik balitanya dari sapi yang mengamuk di jalan depan rumahnya. Mendorong adiknya di saat-saat terakhir sebelum sapi menyeruduk bocah 2 tahun kesayangannya tersebut.
ADVERTISEMENT
Kamal Krishna Das sudah sampai di tepian sungai ketika dia menyadari ibunya tidak ada di sampingnya. Rupanya sang ibu tidak bisa berenang, perlahan tenggelam di sungai Brahmaputra negara bagian Assam. Sebagai anak yang berbakti, dia kembali terjun ke sungai, menyelamatkan ibunya. Lalu terjun lagi menyelamatkan bibinya, dan kembali lagi ke tengah menyelamatkan seorang perempuan lain yang tak dikenalnya dalam sebuah kecelakaan ferry terbalik.
Gadis India Masa Depan
Saat terjadi kebakaran di Crystal Tower Mumbai pada 2018 lalu, Zen Sadavarte menjadi pembeda. Ketika orang-orang dewasa mulai panik karena api yang mulai membesar, gadis 10 tahun ini dengan tenang mempraktikan apa yang diajarkan di sekolah. Zen mengumpulkan pakaian, membasahinya dan mengajak orang tuanya serta tetangganya untuk melakukan hal yang sama dan bernapas melalui masker darurat tadi. Mereka semua segera keluar dari bangunan yang terbakar.
ADVERTISEMENT
Setidaknya 17 orang selamat, tanpa luka atau menghirup asap beracun dari kebakaran. Keren bukan, dalam segala situasi, panik bukanlah tindakan bijak. Zen cuma mempraktikan apa yang diajarkan, dan ternyata berguna di kehidupan nyata. Ketenangannya muncul karena pengetahuannya, sehingga otaknya masih bisa bekerja normal. Sudahkah anda mendapat pelatihan menghadapi kebakaran?
Advokat Gunratan Sadavarte mengatakan bahwa meskipun Zen masih terbilang bocah, dia telah membaca Al Quran, Injil, mempelajari Budha, membaca mahakarya Leo Tolstoy War and Peace, dan novel klasik dunia lainnya. Dia menyukai menonton berita situasi terkini. Cerdas, pemberani dan tenang. Gadis ini memiliki kombinasi yang dibutuhkan India di masa depan.
Pahlawan Perang
ICCW Shravan Award diberikan kepada seorang remaja asal negara bagian Jammu dan Kashmir. Dalam sebuah konflik militer di wilayah desa Tumina dan Chowkibal, kisah keberanian Sartaj Mojidin Mugal menjadi penyejuk konflik militer India-Pakistan. Peluru artileri Pakistan menghancurkan sebagian rumah Sartaj. Remaja 16 tahun ini berhasil menyelamatkan diri. Namun, orang tuanya dan dua saudarinya masih terjebak di rumah yang terbakar tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebagai anak lelaki di rumah, dia segera melompat menerobos masuk. Walaupun dengan kaki yang cedera, dia masih mampu menyelamatkan adik-adiknya. Menuntun orang tuanya yang masih syok keluar sebelum rumah itu rubuh terbakar.
Pahlawan-pahlawan kecil ini melindungi anggota keluarganya, dengan segenap kekuatan dan kemampuan yang dimilikinya. Peran yang mendadak harus dijalani ketika situasi membutuhkan. Keberanian mereka adalah inspirasi bagi semua orang, anak-anak maupun dewasa. Keluarga menjadi yang pertama untuk disayangi dan yang terakhir untuk disakiti. Anak-anak ini menjadi penyelamat keluarganya, dan menjadi pahlawan baginya.
Semua pemenang National Bravery Awards mendapatkan medali dan sertifikat, serta bantuan beasiswa hingga perguruan tinggi. Anak-anak pemberani ini punya modal bagus, memiliki keberanian untuk menolong orang lain, yang ada kaitan darah ataupun tidak, dikenalnya ataupun tidak. Pahlawan-pahlawan kecil ini adalah masa depan India. (Anasiyah Kiblatovski / YK-1)
ADVERTISEMENT